Sabtu 03 Aug 2019 08:45 WIB

Studi Paparkan Kaitan Diet Paleo dan Penyakit Jantung

Diet paleo atau metode makan yang menganjurkan untuk mengasup banyak protein

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Agung Sasongko
Diet (Ilustrasi)
Foto: Allwomenstalk
Diet (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Diet paleo atau metode makan yang menganjurkan untuk mengasup banyak protein serta meminimalisir konsumsi karbohidrat, banyak dipraktikkan oleh sebagian besar orang. Namun tahukah kamu?

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Nutritio, orang yang melakukan metode diet paleo memiliki dua kali lipat tingkat biomarker darah yang dikaitkan dengan penyakit jantung.

Para peneliti dari Universitas Edith Cowan di Perth, Australia Barat, melibatkan 44 orang peserta yang mempraktikkan diet paleo selama satu tahun. Peneliti kemudian membandingkan mikrobioma usus dan kadar biomarker darah (TMAO) para peserta dengan 47 orang lainnya yang melakukan diet non-paleo dan mengonsumsi cukup biji-bijian utuh.

Hasilnya, peneliti menemukan, mereka yang melakukan diet paleo memiliki kadar TMAO dua kali lebih tinggi dari rekan-rekan mereka yang tidak diet Paleo. Alasannya mereka yang melakukan diet paleo cenderung kurang mengonsumsi biji-bijian utuh.

"Kami menemukan bahwa tingginya kadar TMAO terkait dengan tingkat risiko penyakit kardiovaskular," kata ketua peneliti Angela Genoni, dilansir Mens Health, Sabtu (3/8).

Para peneliti juga menemukan, konsentrasi bakteri penghasilkan TMAO dalam mikrobioma orang yang melakukan diet paleo lebih tinggi. Mengonsumsi gandum utuh dapat menekan spesies bakteri yang menghasilkan TMAO di usus.

Dalam beberapa tahun terakhir, TMAO telah muncul sebagai faktor risiko jantung independen yang penting. Dua studi oleh Cleveland Clinic yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine dan Nature Medicine pada 2013 menemukan bahwa kadar TMAO yang tinggi dapat memicu risiko kejadian jantung di masa depan.

Tim Klinik Cleveland menemukan bahwa peserta penelitian dengan kadar TMAO tertinggi 2,5 kali lebih mungkin untuk mengalami peristiwa kardiovaskular utama. Seperti serangan jantung, stroke, atau kematian, daripada mereka yang memiliki tingkat terendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement