Senin 29 Jul 2019 15:48 WIB

Menkeu Gandeng Surya Sahetapy Perangi Hoaks Keuangan Negara

Menkeu berharap influencer Surya Sahetapy bisa menyebarkan informasi yang benar.

Instagram story Surya Sahatapy menunjukkan interaksinya rengan Menkeu Sri Mulyani
Foto: Tangkapan layar
Instagram story Surya Sahatapy menunjukkan interaksinya rengan Menkeu Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berencana menggandeng influencer Surya Sahetapy untuk membantu memperluas penyebaran informasi tentang keuangan negara. Ia berharap dengan bantuan putra Dewi Yull yang menjadi presenter Opening Ceremony Asian Para Games 2018 tersebut masyarakat bisa memperoleh data yang tepat.

"Kami juga akan mengajak influencer agar masyarakat mempunyai informasi keuangan negara yang tepat sehingga mereka tidak dihinggapi oleh informasi yang salah," kata Sri Mulyani saat acara Seminar Keterbukaan Publik 2019 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin.

Salah satu contoh yang telah ditempuh oleh Sri Mulyani dan Surya Sahetapy adalah memperkenalkan aplikasi dan web resmi milik Kementerian Keuangan, yaitu Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kemenkeu melalui akun pribadi Surya. Keberadaan aplikasi dan web PPID disebutkan dalam akun Instagram, Twitter, dan Youtube Surya.

"Tadi Surya sudah menyertakan akun resmi kami PPID di Instagram story dan sudah ditonton sebanyak 27 ribu orang," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan hal tersebut berkaitan dengan banyaknya informasi yang salah atau hoaks di kalangan masyarakat. Ia mengungkapkan, hoaks telah mengakibatkan adanya pemahaman yang tidak tepat terkait suatu isu.

"Karena di era keterbukaan informasi ini, persoalan paling rumit itu terlalu banyak informasi yang kurang tepat," katanya.

Selain mengajak influencer, Sri Mulyani juga berencana menggandeng para pemangku kepentingan untuk turut berperan aktif menyebarkan berita yang benar kepada masyarakat.

"Kami juga minta pemangku kepentingan yang bisa mempengaruhi masyarakat karena ini adalah bangsa kita dan tanggung jawab kita," katanya.

Menurut dia, jika upaya tersebut berhasil maka masyarakat tidak akan mudah terpengaruh oleh berita bohong yang mungkin mengakibatkan terjadi adanya gesekan di tengah masyarakat. Ia ingin masyarakat bisa membedakan hoaks dan informasi yang kredibel.

"Jadi, itu yang harus kita perangi sekarang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement