REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perawatan Platelet-Rich Plasma (PRP) kerap dicari oleh orang-orang yang mengalami masalah kebotakan dan menghilangkan bekas jerawat dan luka. Dermatologis dan co-founder MEN/O/LOGY by ZAP dr. Endi Novianto, SpKK(K), FINSDV, FAADV mengatakan memilih tempat perawatan yang menawarkan jasa PRP tidak boleh sembarang. Harus ada beberapa hal yang diperhatikan.
Pertama, pasien harus mengetahui jumlah konsentrat trombosit yang diambil. Konsentrat tersebut jumlahnya akan lebih sedikit daripada darah yang diambil.
"Katakanlah pasien itu diambil darah 10 cc atau 20 cc, hasil PRP-nya 10 cc juga (itu) enggak mungkin," ujar dr. Endi dalam acara peluncuran MEN/O/LOGY by ZAP di Kota Kasablanka Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kedua, pasien harus memperhatikan apakah klinik perawatan tersebut memiliki surat izin praktik (SIP) dan standar operasional prosedur (SOP) yang baik. Selanjutnya yang ketiga, pasien dapat melihat konsultannya siapa.
"Kita lihat metodenya benar, keilmuannya benar, bagaimana melakukan (PRP)" katanya.
PRP atau plasma yang kaya trombosit adalah zat yang dianggap dapat meninglatkan penyembuhan saat disuntikkan. Idenya adalah menyuntikkan PRP ke jaringan yang rusak akan merangsang tubuh untuk menumbuhkan sel-sel baru yang sehat dan meningkatkan penyembuhan.
Contohnya, PRP disuntikkan ke kulit kepala untuk meningkatkan pertimbuhan rambut dan mencegah rambut rontok. Menurut riset Trusted Sourcefrom 2014, injeksi PRP efektif dalam mengobati alopesia androgenik, yang juga dikenal sebagai kebotakan pola pria.