REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gula buatan kerap dianggap sebagai penyelamat yang memungkinkan penderita diabetes merasakan makanan atau minuman manis dengan aman. Padahal, gula buatan ternyata menyimpan risiko yang lebih berbahaya dibandingkan gula putih biasa.
"Kami menemukan bahwa gula-gula buatan jauh lebih berbahya dari gula putih yang biasa kita makan," ungkap Ketua Komite Medik Rumah Sakit Murni Teguh Sudirman Jakarta, Roy Panusunan Sibarani, dalam peresmian Rumah Sakit Sakit Murni Teguh Sudirman Jakarta beberapa waktu lalu.
Roy mengatakan salah satu risiko dari konsumsi gula buatan adalah penyempitan pembuluh darah. Konsumsi gula buatan, lanjut Roy, dapat membuat pembuluh darah menjadi lebih lengket. Hal ini sudah terbukti secara ilmiah.
"Reactive oxygen species-nya juga lebih banyak," jelas Roy.
Tak hanya itu, gula buatan juga membuat penderita diabetes merasa 'aman' untuk mengonsumsi gula tersebut dalam jumlah banyak. Padahal, konsumsi gula buatan yang berlebih justru dapat berisiko membahayakan bagi penderita diabetes.
Roy mengatakan ia lebih merekomendasikan penderita diabetes untuk mengonsumsi gula putih biasa dibandingkan gula buatan. Tentunya, jumlah konsumsi gula putih oleh penderita diabetes harus dibatasi agar tidak memberi dampak buruk bagi kesehatan. Batasan konsumsi gula putih untuk penderita diabetes yang direkomendasikan Roy adalah satu sendok teh per hari.
"Nggak apa-apa (satu sendok teh gula per hari). Dia jalan kaki ke mobilnya, sudah habis tuh gulanya terbakar di dalam tubuh," jawab Roy.
Selain gula putih biasa, Roy juga mengungkapkan bahwa sari kurma aman untuk dikonsumsi penderita diabetes. Akan tetapi Roy menyarankan agar sari kurma yang dikonsumsi penderita diabetes bukan sari kurma botolan melainkan sari kurma segar yang dibuat sendiri.