Saat ini, sadar atau tidak, kita semua akan masuk dalam era yang benar-benar berbeda dengan beberapa tahun ke belakang. Misalnya era yang dialami orangtua atau kakek nenek kita terdahulu.
Selain era teknologi informasi yang semakin berkembang pesat dan menciptakan arus informasi yang begitu kencang, Indonesia juga mengalami apa yang disebut bonus demografi. Yaitu tercapainya peningkatan jumlah usia produktif berkisar antara 15 hingga 64 tahun menurut Badan Pusat Statistik, 2017. Tahun-tahun emasnya adalah dalam kurun 2020-2030.
Dengan demikian, munculnya era revolusi industri 4.0, makin memicu kita semua untuk lebih produktif dibandingkan sebelumnya. Pekerjaan bukan lagi tentang pangkat dan jabatan atau keharusan pergi ke kantor dari jam 8 hingga jam 4 sore. Dibutuhkan banyak peran anak muda untuk berada dalam kancah usaha kreatif yang banyak memanfaatkan teknologi. Creativepreneur adalah sebutan untuk wirausahawan kreatif tersebut.
Meskipun memang, jalan untuk menjadi seorang wirausahawan atau pengusaha yang sukses tentu tak semulus jalan tol. Ada jalan terjal yang membentang di hadapan dan menunggu untuk dilalui. Karena itu, gencar diadakan beragam seminar atau workshop untuk menjadi pengusaha kreatif yang sukses.
Salah satunya adalah seminar yang mengambil tema “Inspire You to be the Next Young Creativepreneur in Digital Era” di Australia New Zealand Expo pada Minggu, 14 Januari 2018 di Jakarta. Acara ini menghadirkan Yasa Singgih, founder sekaligus owner Men’s Republic, bisnis fashion online yang telah sukses merambah dalam dan luar negeri. Menariknya, seminar ini tak hanya dihadiri anak muda, tapi juga para orangtuanya.
Kegagalan dan Kebangkitan dalam Berbisnis
Acara yang diselenggarakan oleh SUN Education tersebut mengulas bagaimana Yasa yang masih muda (kelahiran 23 April 1995) mulai terbesit untuk berbisnis dari kondisi ayah yang sedang sakit saat dirinya duduk di bangku SMP. Saat itu dibutuhkan biaya operasi yang besar dan ia mulai memutar otak tentang bagaimana mendapatkan penghasilan mandiri.
Ia mulai mencari pekerjaan dan menjajal kemampuan dengan menjadi Master of Ceremony (MC) untuk modal membuka usaha sendiri.
Memulai usaha menurut pengalaman Yasa tidaklah terlalu sulit, tapi juga tidak terlalu mudah. Namun, konsistensilah yang akan membuktikan segalanya di kemudian hari. Ia pun pernah mengalami berganti-ganti bisnis, mulai dari lampu hias, kaos, usaha kuliner yang kemudian membuatnya rugi hingga 100 juta sampai ‘s Republic.
Bermula dari menjual kaos, kini Men’s Republic juga menjual sepatu yang tersebar tak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga merambah hingga 12 negara lainnya. Atas upayanya di Men’s Republic ini, ia berhasil ada di jajaran Forbes 30 Under 30 Asia “The Most Promising, Daring Entrepreneurs & Game Changers” 2016.
Baca Juga: 5 Pelajaran Sukses dari Pendiri Grab, Anthony Tan
Fokus Memang Sulit, Tapi Bisa Dilatih
Itulah yang dialami oleh Yasa Singgih sendiri. Anak muda yang ulet ini belajar banyak hal selama masa jatuh bangunnya dalam berbisnis. Hingga ia menyimpulkan bahwa fokus adalah salah satu hal terpenting yang harus dimiliki seorang pengusaha sukses, terutama di bidang kreatif.
Berani berkata tidak atas setiap tawaran dan peluang yang datang kemudian memang perlu latihan. Tapi tak ada yang tak mungkin jika kita berusaha. Fokus pada usaha yang sedang kita tekuni sangat diperlukan. Sehingga otak pun tidak bercabang memikirkan banyak hal yang belum tentu semuanya membawa pada kesuksesan.
Kesuksesan bermula dari bagaimana respon kita menghadapi kegagalan, begitu yang disampaikan Yasa Singgih pada kesempatan tersebut. Itu juga banyak dipelajarinya dari tokoh miliader dunia lainnya.
“Kalau saya merespon kegagalan dengan belajar. Yang penting jangan terperosok di lobang yang sama lagi,” ujar Yasa dengan mata berbinar.
Apa Saja yang Harus Dipersiapkan untuk Menjadi Seorang Creativepreneur?
Bagi seorang creativepreneur, menguasai lini media sosial menjadi kunci yang sangat penting di era digital dan memasuki era revolusi industri 4.0 ini. Karena dengan menguasainya, akan memudahkan kita untuk melakukan promosi tanpa batas waktu dan batas negara. Berikut beberapa tips dari Yasa:
1 Berani Mengambil Risiko
Ide dan perencanaan sudah matang. Tak ada yang perlu ditunggu kemudian selain mengeksekusinya menjadi langkah nyata. Berani mengambil risiko atas tindakan yang kita pilih.
Menurutnya, tergantung dari peran yang kita ambil, berani atau tidak untuk memulainya. Terutama di usia muda yang masih penuh kebimbangan. Tapi kita harus ingat, memulai sedari muda akan membuat dampak besar bagi Indonesia kedepannya.
2 Tampilkan Keunikan
Tak perlu menjadi yang terbaik, tapi jadilah yang berbeda. Begitu pesan tersirat yang juga diungkapkannya. Dengan menjadikan keunikan sebagai kunci, kita akan memperluas pasar. Terutama menggunakan media online yang tak kenal batas waktu dan batas negara.
Baca Juga: CEO Netflix Reed Hasting, Bagikan Cara Sukses Berbisnis yang Bisa Kamu Tiru
Saatnya adalah Sekarang
Kalau bertanya, kapan saatnya yang tepat untuk memulai. Maka, saatnya adalah sekarang. Potensi usia produktif yang dimiliki Indonesia haruslah menjadi bonus demografi yang tidak sia-sia. Sehingga ke depan, Indonesia dapat berjaya lewat karya anak bangsanya.
Baca Juga: 5 Sosok Wanita Inspiratif di Balik Kesuksesan Perusahaan Teknologi Dunia