Qiscus, perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi Real-Time Communication (RTC) memberikan dukungannya untuk Kiwari dalam mengembangkan Kiwari Chat. Kiwari sendiri merupakan sebuah startup yang diinisiasi oleh program inkubator Amoeba milik Telkom Indonesia.
Menurut Delta Purna Widyangga, CEO dan Co-Founder Qiscus, kompetisi terhadap aplikasi perpesanan instan di Indonesia telah hadir dari beberapa tahun sebelumnya. Nama-nama seperti HiApp, CallinInd, ataupun liteBIG adalah beberapa contoh dari pemain lokal di Indonesia yang mencoba peruntungan mengembangkan produk perpesanan instan.
"Hal ini menyusul adanya tren di mana pengguna aplikasi perpesanan instan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Kendati demikian, kebanyakan pengguna aplikasi perpesanan chat tersebut masih fokus menjadi pengguna produk buatan asing yang telah hadir jauh sebelumnya seperti WhatsApp ataupun LINE," jelas Delta kepada Warta Ekonomi, Jakarta, Rabu (3/7/2019).
Baca Juga: Gandeng Qiscus, Kata.ai Luncurkan Chatbot untuk WhatsApps Business
Sementara itu, Reza Akhmad Gandara, CEO dan Co-Founder Kiwari, mengatakan aplikasi Kiwari Chat hadir untuk menjawab kebutuhan akan aplikasi chat asli buatan Indonesia. Menurutnya, selama ini masyarakat Indonesia menggunakan produk chat milik luar negeri untuk berkomunikasi sehari-hari.
“Tanpa sadar kita sebenarnya sedang membagikan informasi yang sensitif maupun yang bersifat rahasia saat berkomunikasi dan kebanyakan pengguna tersebut tidak tahu kalau bisa saja informasi tersebut disalahgunakan,” ujar Reza.
Hadirnya Kiwari Chat, menurut Reza, merupakan jawaban atas isu perihal privasi data yang saat ini mungkin belum menjadi fokus dari setiap pengguna chat di Indonesia. Kiwari, dalam hal ini, berkomitmen untuk terus menjaga privasi dan keamanan berkomunikasi penggunanya.
Baca Juga: Qiscus Prediksi Komunikasi Real-Time dalam Bisnis Akan Semakin Luas
Reza juga menambahkan, Kiwari Chat didesain untuk pengguna di Indonesia. Artinya, produk ini dibuat dengan karakteristik yang menyesuaikan dengan kondisi pengguna di Indonesia. Salah satu yang menjadi fokus adalah isu di mana masih banyak pengguna di Indonesia yang memiliki ponsel dengan memori terbatas.
“Dengan demikian, pengguna chat dengan memori ponsel yang terbatas pun tidak perlu merasa khawatir,” imbuh Reza.