REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Sejarah Jakarta yang terletak di Jalan Fatahillah, area Kota Tua, Jakarta Barat, tidak hanya menjadi destinasi wisata bagi para peminat sejarah. Lokasi ini juga menjadi tujuan favorit bagi para pemburu selfie atau swafoto.
Di tengah kemunculan berbagai museum seni kontemporer yang kerap menjadi tujuan wisata selfie, museum lawas seperti Museum Sejarah Jakarta juga masih menjadi bagi wisatawan yang hendak berfoto sekaligus mempelajari sejarah ibu kota.
"Di sini latar belakangnya berbeda, seperti antik gitu lah," kata salah satu pengunjung asal Surabaya, Patricia, saat dijumpai di Museum Sejarah Jakarta, Rabu (19/6).
Berbagai koleksi museum yang banyak berasal dari era sebelum Jakarta terbentuk dianggap memberi nuansa tersendiri bagi koleksi foto-fotonya.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Museum Sejarah Jakarta, Galih Hutama Putra, menganggap budaya swafoto yang kini melekat pada masyarakat memiliki nilai positif dan negatif. "Kalau segi plusnya, museum kami bisa dipromosikan secara gratis di media sosial," katanya.
Namun, di sisi lain, perhatian terhadap konten historis museum menjadi berkurang karena fokus pengunjung banyak beralih ke nilai visual museum yang instagrammable.
Pada Rabu sore, suasana Museum Sejarah Jakarta di area Kota Tua, Jakarta Barat, cukup ramai oleh pengunjung yang tampak bersantai di area luar ruangan maupun yang melihat-lihat koleksi di dalam ruangan. Banyak pula yang tampak asyik berswafoto di berbagai sudut museum.
Harga tiket masuk museum yang diresmikan oleh Gubernur Jakarta pada tahun 1970-an, Ali Sadikin itu di banderol seharga Rp 5.000 per orang.