REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Haid atau menstruasi merupakan proses normal yang dialami perempuan setiap bulannya. Tiap perempuan memiliki durasi menstruasi yang berbeda-beda. Meski begitu, perempuan perlu waspada bila menstruasi berlangsung sangat singkat.
Dalam kondisi normal, menstruasi biasanya berlangsung selama tiga hari hingga satu minggu. Siklus menstuasi perempuan umumnya mulai teratur ketika sudah mencapai usia subur yaitu 17 tahun ke atas.
Bila perempuan sudah mencapai usia subur tetapi menstruasi yang dialami hanya berlangsung kurang dari tiga hari, perempuan patut berhati-hati. Kondisi menstruasi yang singkat ini mungkin menunjukkan adanya gangguan hormonal yang dialami perempuan.
"Itu gejala ada gangguan hormon yang harus dicurigai. Namanya PCOS, salah satunya," ungkap spesialis obstetri dan ginekologi konsultan dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Dr dr Dwiana Ocviyanti SpOG(K) dalam peringatan Hari Kebersihan Menstruasi 2019 bersama POGI dan PT Mundhipharma Healthcare, di Jakarta
PCOS atau sindrom ovarium polikistik merupakan gangguan homronal yang dialami satu dari 10 perempuan berusia subur. Kondisi ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon reproduksi.
Bila tidak ditangani sejak awal, PCOS dapat berpotensi menyebabkan perempuan sulit hamil. Oleh karena itu, menstruasi yang terlalu singkat sebaiknya tidak diabaikan oleh eprempuan.
"Itu gejala awal suatu kondisi yang berpotensi bisa untuk (menyebabkan) infertilitas," lanjut Dwiana.
Selain terkait gangguan hormon, masa menstruasi yang singkat juga dapat dikaitkan dengan pola hidup yang kurang aktif seperti jarang berolahraga. Kondisi seperti kegemukan juga dapat memicu terjadinya menstruasi yang singkat.
"Sekarang lebih banyak anak-anak remaja yang kegemukan, itu juga bisa mengganggu," tutur Dwiana.