Senin 20 May 2019 18:05 WIB

Sering Akses Gawai Buat Anak Bermasalah di Sekolah

Waktu mengakses layar berlebihan dapat memicu anak alami berbagai masalah di sekolah

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Christiyaningsih
Anak bermian ponsel. Ilustrasi.
Foto: THEONLINEMOM.COM
Anak bermian ponsel. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Waktu mengakses layar yang berlebihan dapat memicu anak alami berbagai masalah di sekolah. Sebuah studi di Kanada menyarankan orang tua membatasi anak-anak untuk tidak terlampau sering bermain ponsel, tablet, gim video, dan menonton televisi.

Para peneliti mensurvei lebih dari 2.400 orang tua di Kanada untuk mengetahui jumlah waktu layar pada anak usia tiga sampai lima tahun. Penilaian selanjutnya mengorek keterangan mengenai masalah perilaku, sulit tidur, gangguan kecemasan, dan kondisi lainnya.

Baca Juga

Anak usia taman kanak-kanak yang mengakses layar lebih dari dua jam sehari, cenderung memiliki masalah perilaku di sekolah. Akses berlebihan pun telah dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan bahasa serta keterampilan motorik halus dan kasar.

Dibandingkan dengan anak yang memakai gawai kurang dari setengah jam sehari, mereka yang bermain gawai lebih dari dua jam punya berbagai risiko. Risiko mengalami agresi enam kali lebih besar dan risiko hiperaktif delapan kali lebih besar.

"Tidak pernah terlalu dini untuk berbicara dengan anak Anda tentang pembatasan waktu menonton film dan penggunaan gawai," kata penulis studi, Piush Mandhane dari Universitas Alberta, dikutip dari laman Reuters.

Pedoman kesehatan Kanada sudah merekomendasikan orang tua membatasi waktu layar untuk buah hati. Anak berusia dua sampai empat tahun disarankan hanya boleh mendapat akses layar kurang dari satu jam sehari dan rentang usia selanjutnya kurang dari dua jam.

Studi yang digagas Mandhane menunjukkan banyak pelanggaran atas pedoman tersebut. Secara keseluruhan, hampir 14 persen anak memiliki waktu layar lebih dari dua jam sehari. Rata-rata anak usia tiga tahun punya waktu layar 1,5 jam sehari.

Jenny Radesky dari Rumah Sakit Anak SS Mott di Universitas Michigan di Ann Arbor yang tidak terlibat dalam studi turut mengomentari hasil riset. Dia memberikan saran apa yang harus dilakukan orang tua selain melakukan pembatasan.

Menurut Radesky, orang tua harus berkonsentrasi menciptakan waktu bebas layar dalam rutinitas harian anak-anak. Gangguan teknologi pun harus bisa diminimalisir saat makan bersama, bermain secara fisik, dan sebelum tidur.

"Jangan menyerah pada setiap momen kebosanan atau saat mendengar rengekan mereka. Sangat penting bagi anak untuk belajar menangani hal besar seperti menolerir kebosanan dan mencoba terlelap di malam hari," kata Radesky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement