Senin 20 May 2019 14:13 WIB

Restoran di Dubai Wajib Cantumkan Kandungan Kalori

Informasi kalori membuat konsumen bisa memilih menu sesuai status kesehatannya

Rep: Eric Iskandarsjah Z./ Red: Christiyaningsih
Mengganti kentang tumbuk dengan kembang kol akan membuat kalori makanan berkurang.
Foto: Amin Madani/Republika
Mengganti kentang tumbuk dengan kembang kol akan membuat kalori makanan berkurang.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemerintah Kota Dubai mengumumkan seluruh perusahaan makanan dan restoran akan diminta untuk selalu mencantumkan kandungan kalori dalam produknya. Hal ini pun mendapat tanggapan yang beragam.

Dilansir Khaleej Times akhir pekan lalu, sejumlah ahli gizi dan pemilik restoran tak keberatan dengan peraturan itu. Namun, beberapa pihak mengaku kurang sepakat karena hal itu dapat berpengaruh terhadap usahanya.

Baca Juga

Langkah-langkah yang diambil oleh Dubai adalah untuk memastikan pelanggan menyadari nilai-nilai gizi setiap kali mereka makan di restoran di Dubai. Kota itu pun akan menjadi otoritas lokal pertama di negara Uni Emirates Arab (UEA) yang melakukan hal tersebut.

Direktur Jenderal Pemkot Dubai, Dawoud Al Hajri, mengatakan inisiatif ini adalah untuk mewajibkan perusahaan makanan sepenuhnya transparan dalam mendeklarasikan kalori pada semua makanan. Kebijakan dirancang agar konsumen dapat memilih makanan yang sesuai dengan status kesehatan mereka.

“Ini adalah program inovatif, di mana pemerintah kota akan mendorong restoran untuk menyediakan makanan sehat dan lezat bagi konsumen dan membantu mencapai visi Dubai untuk mengembangkan kota yang bahagia dan berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut dia, inisiatif ini datang di tengah meningkatnya laju kehidupan, di mana konsumen memilih makanan yang tidak sehat karena ketersediaan dan aksesibilitas mereka. Inisiatif itu juga disebabkan oleh keinginan Dubai untuk mendorong perusahaan makanan untuk menyediakan makanan yang seimbang dan sehat.

Pemerintah juga ingin meningkatkan kesehatan masyarakat dan berkontribusi melindungi warga dari penyakit yang disebabkan oleh makanan yang tidak sehat. Di satu sisi, kebijakan ini mungkin tidak diterapkan oleh sejumlah restoran karena dapat mencegah konsumen untuk makan di restoran itu.

Ahli gizi Dubai Inas Gazar mengatakan regulasi ini adalah ide bagus namun mungkin restoran tidak mengikuti aturan ini secara menyeluruh. "Ini jelas merupakan langkah yang baik bagi pelanggan. Ini akan membantu mereka menjadi bugar, tetapi itu tergantung pada masing-masing individu. Pada rokok, misalnya, jelas disebutkan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, tetapi orang masih merokok,” kata Inaz.

Di satu sisi, ia berharap restoran mengikuti aturan ini dan tidak memanipulasi konten kalori. Pemilik Calicut Notebook, Sateesh Kumar, mengatakan ia tidak khawatir kehilangan bisnisnya karena regulasi "restoran sehat" itu. Ia yakin koki-kokinya menyiapkan makanan kaya nutrisi.

"Kami tidak menghitung kalori sekarang, tetapi kami menyiapkan makanan yang sangat segar. Makanan kami sehat. Saya pikir langkah ini baik untuk bisnis karena banyak restoran sudah mulai melakukan ini. Ini akan membantu bisnis lain ikut bergabung. Kami akan bekerja sama dengan ahli gizi untuk memastikan kami menunjukkan kandungan kalori pada menu kami,” kata Kumar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement