Jumat 17 May 2019 22:45 WIB

Glukosamin Mungkin Bermanfaat untuk Kesehatan Jantung

Selama ini glukosamin dikenal bermanfaat mengurangi rasa sakit di lutut

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Christiyaningsih
Penyakit jantung/ilustrasi
Foto: Wikipedia
Penyakit jantung/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW ORLEANS -- Para peneliti dari Universitas Tulane di New Orleans menggunakan data dari Biobank Inggris untuk menyelidiki manfaat glukosamin. Mereka memiliki kecurigaan glukosamin mungkin memiliki manfaat kesehatan selain dari mengurangi rasa sakit lutut yang parah.

Studi terhadap hampir setengah juta catatan medis menunjukkan mereka yang menggunakan suplemen populer ini tampaknya memiliki risiko yang jauh lebih rendah terkena penyakit jantung koroner. Mereka juga punya risiko lebih rendah terkena strok dan kondisi kardiovaskular lainnya.

Baca Juga

Dilansir Science Alert, di banyak negara di seluruh dunia termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Australia, glukosamin dijual tanpa resep sebagai makanan. Itu berarti pihak berwenang yakin itu tidak akan membahayakan dalam dosis yang cukup kecil tetapi berhenti merekomendasikannya sebagai bentuk terapi.

Tetapi bukan berarti ini menghentikan pengecer dari mempromosikannya kepada konsumen. Glukosamin ditawarkan sebagai pengobatan yang didukung secara ilmiah untuk kondisi peradangan termasuk osteoarthritis. Glukosamin adalah gula amino yang terbentuk alami pada hewan dan jamur, membentuk bagian dari struktur bangunan biokimia seperti kitin.

Hal ini menjadikan glukosamin sebagai batu loncatan untuk senyawa polisakrida lain yang digunakan dalam pembangunan jaringan seperti tulang rawan. Setidaknya, menurut klaim pemasaran, mengambil senyawa ini seharusnya membantu mempromosikan perbaikan tulang rawan artikular aus di tulang belakang.

Tim peneliti menganalisis lebih dari 466 ribu catatan individu yang tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki penyakit kardiovaskular. Mereka kemudian ditanyai tentang penggunaan suplemen seperti glukosamin. Selama tujuh tahun berikutnya, para peserta ada tidaknya tanda-tanda penyakit jantung dan strok.

Para peneliti menemukan satu dari lima peserta yang merupakan konsumen regular glukosamin lebih kecil kemungkinannya menderita semacam kondisi kardiovaskular. Sembilan persen dari mereka lebih kecil untuk mengalami strok. Sebanyak 18 persen lebih kecil untuk terserang penyakit jantung koroner.

Mereka juga memiliki peluang 22 persen lebih rendah untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Dengan mempertimbangkan perokok, secara teratur mengonsumsi glukosamin menurunkan risiko penyakit kardiovaskular bagi perokok saat ini lebih dari sepertiga.

Penelitian ini tidak secara langsung membantu kita mengungkap mekanisme potensial dampak tambahan glukosamin pada kesehatan seseorang. Tetapi diambil dalam konteks dengan penelitian lain, meningkatkan kadar glukosamin dalam darah dapat membantu mengurangi kadar protein c-reaktif yang berhubungan dengan peradangan.

Hampir 18 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular setiap tahun. Bukti bahwa suplemen sederhana dapat membuat perbedaan besar patut ditindaklanjuti.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement