Jumat 17 May 2019 10:23 WIB

Tips Ajak Balita Libur ke Luar Negeri tanpa Pengasuh

Orang tua tidak bisa ambisius ketika pergi dengan anak.

Ibu bicara pada balita/ilustrasi
Foto: allparenting.com
Ibu bicara pada balita/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Libur lebaran seringkali bukan hanya dimanfaatkan untuk mudik ke kampung halaman melainkan juga liburan jauh ke mancanegara. Persiapan berlibur tentunya lebih heboh bila perjalanan itu melibatkan buah hati yang masih belia.

Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Bukan hanya kesenangan orangtua, melainkan juga kenyamanan anak.

Baca Juga

Nucha Bachri, pendiri Parentalk.id, berbagi tips yang bisa diterapkan orangtua yang ingin mengajak balita berlibur ke luar negeri tanpa mengandalkan pengasuh.

Persiapkan mental

Saat berlibur sendirian atau hanya bersama pasangan, satu hari bisa dihabiskan untuk mengunjungi dua atau tiga tempat sekaligus. Namun, jangan berharap hal yang sama bisa diterapkan ketika berwisata dengan anak karena tidak semuanya bisa diprediksi.

"Kita tidak bisa ambisius ketika pergi dengan anak," ujar ibu dari dua balita itu di Mothercare, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (17/5).

Misalnya, anak ogah-ogahan makan sehingga waktu terbuang untuk membujuk buah hati agar mau disuapi. Hal-hal seperti itu mungkin terjadi ketika sedang berlibur bersama.

"Jadi kita harus bikin plan B ketika itu terjadi," ujarnya.

Oleh karena itu, kurangi ekspektasi dan nikmati liburan secara santai. Sebaiknya, Anda tidak memaksakan diri dan jalani liburan dengan mengedepankan kenyamanan anak. Tidak masalah bila Anda hanya bisa mengunjungi satu tempat dalam satu hari selama anak juga senang dan tidak kelelahan.

Buat kesepakatan dengan pasangan

Pergi tanpa pengasuh artinya beban mengurus anak harus dibagi dua. Bicarakan dengan pasangan soal pembagian tugas sehingga tidak ada letupan pertengkaran di tempat wisata gara-gara ada satu pihak yang merasa lebih letih menjaga buah hati. Buat daftar perjalanan secara rinci lengkap dengan siapa yang bertugas menjaga buah hati di tempat tertentu.

Jika ibu ingin membeli barang-barang di tempat belanja, maka ayah yang bertugas menjaga anak. Saat ayah ingin melihat-lihat sepatu di toko idamannya, giliran ibu yang bertugas menunggui anak.

"Kita pasti punya tujuan, komunikasikan dengan baik, biar kalau sudah sampai ke tempat yang kita inginkan, bisa bergantian menjaga anak," kata dia.

Beri pemahaman pada anak

Bukan cuma ayah dan ibu yang harus bersiap-siap. Anak juga sebaiknya diberitahu soal liburan mendatang meski mereka masih terlalu kecil untuk benar-benar paham.

Sejak jauh-jauh hari, orang tua dapat memberitahu anaknya bila ada rencana bepergian. Mulai dari tujuan liburan, suasana di tempat tujuan, apa yang akan ditemui atau dilihat, hingga berapa jam yang harus ditempuh di pesawat.

Hal yang sama diterapkan pada anak yang lebih kecil. Walau mereka belum paham, orang tua "mengajak ngobrol" agar si kecil sehat dan baik-baik selama perjalanan maupun liburan.

Bawa barang secukupnya

Orang tua sebaiknya tidak perlu membawa mainan seisi rumah agar anak tidak rewel di jalan, cukup siapkan beberapa. Tapi, sebaiknya pilih mainan yang baru sehingga anak lebih tertarik memainkannya dalam waktu lama. Mainan itu akan membantu anak mengatasi kebosanan di jalan, apalagi bila waktu yang ditempuh cukup lama.

Hal yang sama berlaku untuk baju-baju. Jika memungkinkan untuk membawa dalam jumlah sedikit, orang tua tidak perlu repot membawa banyak baju. Misalnya, jika penginapan yang dituju adalah apartemen dengan fasilitas mesin cuci, sebaiknya membawa baju anak dalam jumlah sedikit.

Nucha punya tips agar penampilan anak di foto atau video tidak terkesan 'pakai yang itu-itu saja'. "Bawa baju yang warnanya monokrom," ujar dia.

Jika membawa kereta bayi, usahakan bawa yang mudah dioperasikan dengan satu tangan. Orang tua lebih leluasa melakukan kegiatan lain, misalnya sambil menggendong si adik atau membawa tas belanja.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement