Kamis 09 May 2019 19:02 WIB

Survei Ini Ungkap Serba-serbi Sarapan Sehat di Indonesia

Menu sarapan sehat di Indonesia berbeda dengan menu sarapan sehat di Malaysia

Sarapan telur
Foto: pixabay
Sarapan telur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli nutrisi asal Malaysia, Hamid Jan, memaparkan pentingnya sarapan dengan menu yang sehat. Akan tetapi tak semua orang terbiasa menyantap sarapan.

"Problem di Kuala Lumpur dan Jakarta hampir sama, masyarakatnya tidak sempat untuk memasak makanan karena harus mengejar waktu untuk bekerja," kata Hamid saat menyampaikan hasil survei mengenai makan pagi sehat yang diselenggarakan Herbalife Indonesia, Kamis (9/5).

Baca Juga

Padahal, makanan sehat itu berasal dari bahan dasar yang dimasak. Jika tidak ada waktu untuk memasak maka solusinya harus bangun lebih awal untuk menyiapkan makan pagi.

Survei yang diselenggarakan di 11 negara seperti Australia, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam itu melibatkan 5.500 responden. Survei mengungkap kebiasaan makan pagi di negara-negara tersebut.

Sebagai gambaran, ada sedikit perbedaan kebiasaan makan pagi di Indonesia dengan di Malaysia. Bagi orang Indonesia sarapan sehat di pagi hari dengan mengonsumsi kombinasi telur dan susu. Sedangkan masyarakat Malaysia beranggapan sarapan sehat itu kombinasi teh dan telur.

Terkait waktu ideal melakukan sarapan, mayoritas responden Indonesia (75%) memilih dua hingga tiga jam setelah bangun tidur di pagi hari. Sementara untuk lokasi melakukan sarapan, mayoritas responden Indonesia (71%) memilih melakukannya di rumah sebelum berangkat beraktivitas.

Anggapan menu makan pagi sehat di masing-masing negara pun berbeda-beda. Makan pagi sehat adalah telur dan susu (Indonesia Filipina, Thailand, Vietnam), air putih dan buah (Australia), susu kedelai dan sereal (Hongkong), susu dan roti tawar (Jepang), air putih dan nasi (Korea), telur dan teh (Malaysia), teh dan oatmeal (Singapura), dan susu kedelai dan telur (Taiwan).

Responden juga memilih makanan pagi karena pertimbangan sehat (64%), penyajiannya muda 60%, makanan bernutrisi (59%), dan rasa makanan (52%). Di samping itu, responden Indonesia menilai beberapa pihak memberikan pengaruh positif dalam mengkonsumsi sarapan sehat setiap harinya yakni keluarga (78%), media (26%), teman (25%), dan ahli nutrisi (25%)

Sementara keterbatasan waktu menjadi penghalang utama responden Indonesia dalam memutuskan untuk mengkonsumsi sarapan sehat (62%). Di samping itu terlalu banyak hal yang perlu disiapkan (31%), tidak mau repot (31%), dan butuh banyak biaya (26%) juga ikut menjadi alasan penghalang sarapan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement