Di zaman modern ini, penggunaan bahan pengawet makanan marak digunakan hampir disetiap jenis makanan. Penggunaan pengawet makanan ini bertujuan agar kesegaran dan kualitas makanan tetap terjaga.
Pengawetan makanan pada dasarnya dapat dilakukan secara alami dengan penggunaan garam atau dengan mengeringkan makanan. Namun, tidak semua makanan dapat diawetkan menggunakan cara ini. Oleh sebab itu, banyak penggunaan bahan kimia untuk proses pengawetan makanan.
Meskipun mayoritas pengawet makanan berbahan kimia yang digunakan aman untuk dikonsumsi setiap hari, namun, terdapat beberapa jenis pengawet makanan berbahaya yang patut diwaspadai. Konsumsi bahan pengawet berbahaya dalam kurun waktu yang lama, dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Oleh karena itu, kenali dan hindari pengawet makanan berikut ini agar makanan yang dikonsumsi tidak menyebabkan penyakit berbahaya.
1. Rhodamin B
Rhodamin B adalah zat pewarna sintetis yang sering digunakan oleh pedagang nakal sebagai pengawet makanan. Selain bertujuan untuk mengawetkan makanan, Rhodamin B juga berfungsi sebagai pewarna pada makanan.
Penggunaan bahan pengawet Rhodamin B banyak terdapat pada jajanan pasar dan juga roti selai serta kue basah. Oleh karena itu, jika jajanan yang dibeli memiliki ciri warna yang mencolok, terdapat penggumpalan warna, serta memberikan rasa gatal di bagian tenggorokan, perlu dicurigai makanan tersebut menggunakan Rhodamin B.
Baca Juga: Si Kecil Susah Memakan Brokoli? Berikut Tips Mengolah Brokoli yang Penuh Gizi
2. Sodium Benzoate
Pengawet makanan Sodium Benzoate seringkali digunakan dalam proses produksi berbagai macam produk makanan dan minuman kemasan. Penggunaan bahan pengawet ini biasanya tercantum pada label kemasan sebagai daftar bahan dasar produk tersebut.
Sodium Benzoate juga dapat menciptakan zat kimia karsinogenik, atau yang dapat memicu tumbuhnya sel kanker dalam tubuh jika tercampur dengan vitamin C sintetis. Selain itu, bahan pengawet ini juga dapat meningkatkan risiko perilaku hiperaktif.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menghindari makanan atau minuman olahan berbahan Sodium Benzoate, terlebih lagi yang terindikasi memiliki campuran vitamin C buatan di produk tersebut.
3. Sodium Nitrate
Sodium Nitrate, juga dikenal dengan nama Natrium Nitrate, banyak digunakan untuk mengawetkan jenis makanan berbahan dasar daging. Produk makanan seperti sosis, ikan asap, dendeng, dan ham seringkali menggunakan Sodium Nitrate sebagai bahan pengawet.
Berdasarkan sebuah penelitian, Sodium Nitrate yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah yang meningkatkan risiko menderita penyakit jantung
Konsumsi bahan pengawet ini jika berlebihan juga meningkatkan risiko penyakit diabetes. Hal ini terjadi karena cara tubuh mengatur kadar gula akan terpengaruh jika konsumsi Sodium Nitrate tidak terkontrol.
Jadi, sebisa mungkin agar konsumsi bahan pengawet ini dibatasi agar terhindar dari risiko penyakit jantung dan diabetes.
4. Tertyary Butylhydoquinone (TBHQ)
TBHQ seringkali digunakan untuk menjaga umur produk yang disimpan dan terhindar dari bau tidak sedap. Produk makanan seperti biskuit, minyak nabati, mie instan, dan makanan cepat saji yang dibekukan seringkali tercampuri bahan pengawet ini. Dalam proses pengawetan makanan, TBHQ biasanya dicampur dengan zat aditif lainnya, seperti, butylated hydroxyanisole (BHA), propyl gallate, dan juga butylated hydroxytoluene (BHT).
Risiko penyakit yang dapat menurunkan kualitas hati dan saraf juga akan meningkat jika mengkonsumsi TBHQ secara terus menerus. TBHQ juga meningkatkan tumbuhnya sel tumor dalam tubuh. Perilaku hiperaktif dan gangguan sistem motorik, ADHD, juga akan muncul jika konsumsi TBHQ dilakukan secara massive. Oleh karena itu, jauhi konsumsi makanan yang mengandung TBHQ sebagai bahan pengawetnya.
5. Silicon Dioxide
Untuk pengguna produk suplemen, ketahui jumlah kadar bahan pengawet Silicon Dioxide di dalamnya. Penggunaan Silicon Dioxide banyak terdapat pada produk suplemen agar bahan-bahan didalamnya tidak tercampur.
Meskipun menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) penggunaan Silicon Dioxide aman bagi tubuh, konsumsi bahan pengawet ini harus tetap dibatasi. Kadar Silicon Dioxide pada makanan atau suplemen adalah maksimal 2 persen dari total berat produk.
Untuk penderita alergi pada bahan kimia, sangat disarankan untuk berhati-hati untuk mengkonsumsi produk dengan bahan pengawet Silicon Dioxide. Bila memungkinkan, hentikan total konsumsi produk berbahan pengawet ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca Juga: 4 Situs Jual Beli Makanan Sehat dengan Harga Terjangkau
Mulai Pilih Cara Pengawetan Alami
Meskipun mayoritas makanan dan minuman saat ini menggunakan bahan pengawet kimia, tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak produk yang menggunakan cara atau bahan alami untuk mengawetkannya.
Bahan pengawet alami seperti garam dan cuka, masih banyak digunakan oleh produsen yang peduli dengan kualitas produk yang mereka ciptakan. Cara pengawetan alami dengan cara pengeringan, pengasinan, dan pasteurisasi juga cukup efektif untuk dilakukan.
Setelah mengetahui jenis-jenis bahan pengawet makanan berbahaya yang mungkin sering dikonsumsi sehari-hari, semoga konsumsi pengawet tersebut dapat berkurang. Bila perlu, mulai lakukan gaya hidup baru dengan mengkonsumsi makanan buatan sendiri agar dapat menggunakan bahan makanan yang sehat dan baik untuk tubuh.
Baca Juga: 7 Manfaat Mengonsumsi Ikan dan Seafood Bagi Tubuh