Jumat 03 May 2019 14:32 WIB

Risiko di Balik Penggunaan Biji Ginkgo untuk Basmi Jerawat

Biji ginkgo bermanfaat untuk membasmi jerawat, namun bersifat toksik bagi kulit.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Keindahan Pohon Ginkgo di Kuil Gu Guanyin, Cina
Foto: boredpanda.com
Keindahan Pohon Ginkgo di Kuil Gu Guanyin, Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biji ginkgo sudah sejak lama digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional sejak masa Cina Kuno. Penelitian terbaru berhasil membuktikan bahwa biji ginkgo memang memiliki manfaat tersendiri, khususnya untuk kulit. Namun di sisi lain, penggunaan biji ginkgo juga dapat bersifat toksik bagi kulit.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Emory University di Atlanta berhasil menemukan bahwa ekstrak biji ginkgo memiliki sifat antibakteri. Secara spesifik, ekstrak biji ginkgo dapat melawan tiga jenis bakteri yang dapat memicu jerawat, psoriasis, dermatitis dan eksim. Ketiga jenis bakteri tersebut adalah Cutibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Temuan ini telah dimuat dalam jurnal Frontiers in Microbiology.

Baca Juga

Berdasarkan penelitian, 'sumber' manfaat biji ginkgo diperkirakan berasal dari kandungan asam ginkgolik C15:1. Tim peneliti menilai asam ginkgolik ini berperan besar terhadap kemampuan ginkgo untuk menghambat pertumbuhan bakteri jahat.

"Saya terkejut karena saya tidak pernah berpikir untuk melakukan apapun dengan biji ginkgo, kecuali memakannya," ungkap peneliti Xinyi Huang seperti dilansir Medical News Today.

Terlepas dari manfaatnya terhadap kulit, biji ginkgo juga berpotensi dapat merugikan kesehatan kulit. Alasannya, asam ginkgolik C15:1 yang pekat dapat bersifat toksik atau beracun untuk kulit.

Dalam tradisi Cina, konsumsi biji ginkgo juga tidak boleh berlebihan. Orang tua biasanya akan menasehati anak-anak mereka untuk memakan biji ginkgo dalam jumlah yang terbatas.

"Biji ginkgo baik, tapi orang tua saya memperingatkan saya untuk tidak memakan lebih dari lima dalam satu waktu," ujar Huang.

Huang mengatakan temuan ini masih sangat dasar karena ekstrak biji ginkgo belum menjalani uji klinis pada hewan maupun manusia. Akan tetapi, Huang mengatakan ini merupakan penelitian pertama yang berhasil membuktikan aktivitas antibakteri dari biji ginkgo terhadap patogen kulit.

Oleh karena itu, Huang dan tim peneliti berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Di masa depan, tim peneliti berharap dapat mengembangkan obat yang lebih baik untuk melawan bakteri-bakteri jahat berdasarkan temuan mengenai manfaat biji ginkgo ini. Salah satunya adalah mengembangkan obat antibiotik baru dengan cara memodifikasi struktur asam ginkgolik yang berkaitan dengan aktivitas antibakteri.

"Mencoba untuk memperbaiki efikasinya dan juga mengurangi toksisitasnya terhadap sel kulit manusia," jawab peneliti lain, Francois Chassagne PhD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement