REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat mengalami perubahan suasana hati, anak-anak bisa amat membingungkan dan sulit ditebak. Mereka mungkin memeluk Anda saat ini, namun beberapa menit kemudian meneriaki Anda.
Mereka mungkin senang hati bermain dengan adiknya, namun beberapa menit kemudian bertengkar satu sama lain. Saat berusia tujuh dan delapan tahun, tubuh anak kecil mulai memproduksi hormon yang akan mencapai puncaknya pada masa pubertas beberapa tahun kemudian.
Anak-anak mulai merasakan seluruh bentuk emosi tak terduga, bahkan tak sesuai dengan usianya dan kadang tak bisa mereka kendalikan. Berikut kiat mengendalikan perubahan suasana hati anak dilansir Womanitely.
1. Timbulkan rasa empati
Anak kecil belum mengerti konsep berkembang mendewasa. Tetapi berbicara dengannya dari hati ke hati dan menimbulkan empati atas suatu masalah bisa sangat membantu. Anak bisa belajar mengungkapkan emosi dalam kata-kata yang berbeda dan mengasosiasikannya dengan perasaan yang tepat.
Anak diajarkan merasa bagaimana perubahan suasana hati mereka bisa memengaruhi orang lain. Anak yang diajarkan hal ini sejak awal akan jauh lebih siap saat mereka berusia tujuh dan delapan tahun.
2. Jika anak cemberut dan pendiam
Anak kecil tidak suka berbagi atau mengungkapkan perasaan mereka sepanjang hari. Mereka bisa saja bermasalah dengan teman-teman, pelajaran di sekolah, atau di tempat bermain. Apapun masalahnya, orang tua sebaiknya tak memaksakan diri untuk membuat anak mengungkapkan apa yang sedang terjadi.
Jika anak tak mau berbicara, Anda bisa mengatakan padanya bahwa Anda ada untuknya dan biarkan dia berpikir makna kata-kata tersebut. Anda bisa meninjau kembali masalahnya saat suasana hatinya sedang bagus.
3. Jika anak dramatis
Anak kecil kadang bisa sangat tangguh, memilih mengabaikan kata-kata orang tuanya, dan memilih mendramatisir keadaan. Suatu saat si anak bisa meraung kesakitan seolah tulangnya patah padahal dia hanya sedikit tersandung.
Jika Anda tak bisa menenangkannya dalam kondisi seperti ini, cobalah berjalan-jalan dengan anak. Penyebab kegelisahannya bisa saja bersifat psikologis. Mengalihkan pikirannya dari masalah bisa mengubah suasana hatinya lebih baik.
4. Jika anak marah besar
Anak-anak kadang bereaksi dengan tangisan dan amarah, misalnya Anda terlambat menjemputnya pulang sekolah. Apa pun yang dilakukan, Anda tak boleh ikut marah. Memarahi anak yang sedang marah hanya mengajarkannya menjadi sosok egois di kemudian hari.
5. Jika anak argumentatif
Anak kadang bisa sangat manis dan menyenangkan namun tiba-tiba bisa sangat argumentatif dan tidak menyetujui. Anak bisa tiba-tiba tidak menyukai apapun pendapat orang tuanya. Setiap saran Anda dianggap membosankan dan penuh kebencian.
Ini berarti anak Anda sedang merasa tidak enak dan merasa perlu teman curhat. Jelaskan kepada anak bahwa kesulitan yang sedang dihadapi pasti ada jalan keluar dan mereka bisa mengatasinya.