REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protein susu sapi merupakan penyebab tertinggi kedua yang membuat bayi alergi. Namun, hal ini bisa diatasi dengan beberapa cara.
Konsultan alergi dan imunologi anak Prof Dr dr Budi Setiabudiawan SpA(K) menjelaskan pada susu sapi ada kasein dan whey yang menyebabkan reaksi alergi. Reaksi-reaksi ini dapat diperantarai IgE atau non IgE.
Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat. Bayi yang alergi seperti itu lebih mudah untuk terdiagnosis, namun ia perlu waktu lebih lama untuk sembuh.
Angka kejadiannya 0,5 persen sampai 7,5 persen. Alergi tipe ini angka kejadiannya berkurang dengan bertambahnya usia. Manifestasi terbanyak adalah dermatitis atopik (35 persen).
Untuk bayi yang alergi, nutrisi tepat untuknya adalah Air Susu Ibu (ASI). Sebab, ASI mengandung alergen makanan yang sangat sedikit serta menginduksi toleransi.
"Makanan terbaik tetaplah ASI dibandingkan dengan susu formula sesehat dan semahal apapun," ujar Budi.
Namun bila ibu tidak bisa memberikan ASI, pilihan lainnya adalah formula terhidrolisat sempurna dan berbasis asam amino bebas. Budi menjelaskan, bayi yang terindikasi memiliki alergi susu sapi membutuhkan alternatif sumber protein untuk pemenuhan nutrisinya.
"Si kecil dengan risiko alergi masih dapat mengonsumsi alternatif susu sapi, seperti susu pertumbuhan yang mengandung formulasi khusus terhidrolisis ekstensif, asam amino, atau susu dengan bahan dasar kedelai atau soya," ujar Prof. Budi.
Susu formula dari soya, menurut Budi, terbukti dalam pencegahan penyakit alergi pada bayi dengan risiko tinggi dan bayi sehat. Formula ini dipertimbangkan sebagai terapi ASI karena biaya yang lebih rendah dan penerimaan yang lebih baik.
Tidak ada ditemukan bukti yang kuat bahwa terdapat efek samping yang tidak diinginkan pada tumbuh kembang. Budi mengungkapkan formula soya direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai salah satu alternatif nutrisi pada bayi usia nol sampai 12 bulan dengan penggunaan di bawah pengawasan dokter.
"Meta analisis menunjukkan bahwa tidak ada efek negatif terhadap fungsi reproduksi dan endokrin, termasuk juga pada sistem imun dan kognitif sehingga formula soya aman diberikan dan juga dapat mendukung tumbuh kembang si kecil," jelasnya.