Sabtu 13 Apr 2019 19:14 WIB

Pasta Bantu Turunkan Berat Badan Asal Tepat Porsinya

Makan pasta dalam porsi tertentu bisa membantu menurunkan berat badan

Rep: Santi Sopia/ Red: Christiyaningsih
Aneka jenis pasta segar (ilustrasi)
Foto: En.wikipedia.org
Aneka jenis pasta segar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cara dilakukan orang untuk mengelola berat badan. Sejumlah penelitian mengungkap diet dan olahraga dapat membuat perbedaan besar dalam upaya penurunan berat badan di samping manfaat kesehatan secara keseluruhan. Kali ini ada kabar gembira bagi pecinta makanan lezat khususnya kuliner Italia, pasta.

Ternyata studi baru menunjukkan makan pasta dapat membantu menurunkan berat badan. "Temuan menunjukkan bahwa pasta dapat menjadi bagian dari diet sehat seperti diet rendah GI (indeks glikemik)," tulis laporan itu dikutip Times Now News.

Baca Juga

Peneliti di University of Toronto menyarankan makan pasta dapat membantu orang menurunkan berat badan. Para peneliti melakukan meta-analisis dari studi acak untuk melihat apakah pasta menjadi penyebab kenaikan berat badan. Mereka menemukan peserta yang rata-rata makan 3,3 porsi dari setengah cangkir pasta dalam sepekan telah membuat diet rendah glikemik dan menurunkan berat badan.

"Dalam menimbang bukti, kita sekarang dapat mengatakan dengan yakin pasta tidak memiliki efek buruk pada berat badan ketika dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang sehat," kata penulis utama John Sievenpiper dari Rumah Sakit St Michael di Toronto.

Studi ini menemukan pasta tidak berkontribusi terhadap kenaikan berat badan atau peningkatan lemak tubuh. Akan tetapi temuan baru itu tidak berarti orang harus makan pasta. Sebagai gantinya, para peneliti menekankan hasil sesuai harapan hanya berlaku untuk karbohidrat Italia yang dimakan dalam konteks diet indeks glikemik rendah.

Para peneliti juga mencatat butuh lebih banyak penelitian untuk mengetahui apakah pasta dapat dimasukkan dalam rencana makan penurunan berat badan populer lainnya seperti diet Mediterania atau tidak. Makanan indeks glikemik yang lebih rendah dianggap 'karbohidrat baik' dan membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Makanan ini tidak memengaruhi gula darah sebanyak makanan yang lebih tinggi pada indeks.

Makanan glikemik tinggi dapat menyebabkan lonjakan insulin dan gula darah dengan cepat. Studi ini menemukan pasta, tidak seperti produk sarat karbohidrat olahan lainnya semacam nasi putih dan kue. Pasta justru memiliki indeks glikemik yang lebih rendah sehingga memiliki efek lebih lambat, lebih kecil pada aliran darah. Hasil studi tersebut diterbitkan dalam jurnal BMJ Open.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement