REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Nasi dalam keadaan dingin tentu tidak begitu menggugah selera. Karena itu, sebagian orang biasanya akan menghangatkan kembali nasi yang dingin sebelum disantap.
Ternyata nasi yang dipanaskan ulang berpotensi menyebabkan keracunan makanan ketika dikonsumsi. Akan tetapi potensi keracunan ini bukan berasal dari praktik memanaskan ulang nasi. Potensi keracuncan bisa berasal dari cara nasi disimpan sebelum dipanaskan.
Seperti dilansir dari laman National Health System, beras yang belum dimasak dapat mengandung spora Bacillus cereus. Bacillus cereus merupakan bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Spora dari Bacillus cereus dapat bertahan selama proses pemasakan nasi.
Ketika nasi masak yang memiliki spora Bacillus cereus disimpan pada suhu ruangan, spora ini dapat bertumbuh menjadi bakteri. Bakteri ini akan terus berkembang biak dan mungkin memproduksi toksin atau racun yang dapat menyebabkan muntah atau diare.
Jika mengonsumsi nasi yang mengandung bakteri Bacillus cereus, gejala-gejala keracunan makanan akan muncul sekitar satu sampai lima jam setelahnya. Gejala muntah atau diare yang muncul cenderung ringan dan biasanya bertahan sampai 24 jam.
Untuk menghindari risiko ini, penting untuk menyimpan nasi dengan benar. Jika nasi tidak habis dikonsumsi, dalam satu jam nasi sudah harus disimpan ke dalam lemari pendingin. Akan tetapi nasi tidak boleh disimpan terlalu lama di lemari pendingin. Batas maksimal penyimpanan nasi di lemari pendingin adalah tidak lebih dari satu hari.
Saat memanaskan nasi, pastikan nasi benar-benar dipanaskan secara menyeluruh. Hal ini bisa terlihat dari munculnya uap pada nasi. Selain itu, jangan memanaskan nasi yang sama lebih dari satu kali. Idealnya nasi langsung dihabiskan ketika matang sehingga tidak disimpan terlalu lama.