Senin 20 Dec 2021 20:16 WIB

Kurangi Konsumsi Nasi Cegah Diabetes Hingga Selamatkan Lingkungan

Berlebihan konsumsi nasi dikaitkan dengan diabetes hingga polusi.

Berlebihan konsumsi nasi dikaitkan dengan diabetes hingga polusi (Foto: ilustrasi beras putih)
Foto: www.pixabay.com
Berlebihan konsumsi nasi dikaitkan dengan diabetes hingga polusi (Foto: ilustrasi beras putih)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengurangi konsumsi nasi tidak hanya mengurangi potensi diabetes tapi juga bisa membantu menyelamatkan lingkungan dengan mencegah semakin banyak alih fungsi lahan dari hutan menjadi sawah. Hal ini menurut beberapa pakar nutrisi dan kesehatan.

"Mengonsumsi nasi berlebih bisa berkontribusi pada risiko diabetes. Selain itu, faktor lain yang juga berkontribusi pada diabetes, seperti gaya hidup sedentari dan kegemukan," ujar dokter dan relawan di Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) Alvi Muldani dalam pernyataan di Jakarta, Senin (20/12).

Baca Juga

Alvi menjelaskan, dari penelitian didapatkan orang yang mengonsumsi nasi 450 gram sehari dibandingkan yang mengonsumsi 150 gram memiliki risiko 20 persen lebih besar terkena diabetes. Hal itu karena indeks glikemik tinggi pada nasi menyebabkan kenaikan gula dalam darah lebih cepat memicu pengeluaran insulin. Terlalu seringnya kadar insulin tubuh yang tinggi menyebabkan tubuh resisten terhadap insulin, berakibat naiknya kadar gula dalam darah karena gula tidak diserap tubuh.

Kebutuhan insulin yang semakin tinggi juga bisa membuat pankreas kelelahan, sehingga lebih sedikit memproduksi insulin dan berakibat bertambah tingginya kadar gula dalam darah. Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-7 dunia sebagai negara dengan kasus diabetes terbanyak.

Dia menegaskan bahwa Indonesia memiliki beragam sumber karbohidrat selain nasi putih yang lebih minim risiko diabetes. Konsumsi nasi putih dapat diselingi jenis karbohidrat lain. Selain nasi merah dengan serat lebih baik, terdapat sumber karbohidrat lain dengan indeks glikemik rendah, seperti sagu, kentang utuh, kacang-kacangan, dan sayur.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement