REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bubur ayam telah menjadi makanan yang sangat populer di Indonesia. Diperkenalkan para pedagang asal Cina yang masuk ke Indonesia, bubur telah diadaptasikan dengan bumbu dan racikan khas Nusantara.
Pakar kuliner William Wongso menceritakan, orang Cina tak menanggalkan kebiasaannya makan bubur saat sedang melakukan ekspansi perdagangan ke negara lain. Mereka dengan mudah mendapatkan bubur lantaran proses pembuatannya memang sederhana.
Di samping itu, William menyebutkan bubur menyiratkan nilai perjuangan hidup bagi bangsa Cina. Pedagang Cina pasti makan bubur untuk sarapan, terlebih karena mereka masih melarat, masih berjuang untuk mencari nafkah.
"Jadi mereka makan bubur itu karena lauknya tidak perlu banyak, hanya sedikit terus bisa langsung diseruput," kata William kepada Republika.co.id, Kamis (2/4).
Masyarakat Indonesia mengetahui bubur sebagai makanan pedagang Cina merasa tertarik untuk membuat bubur. Pada mulanya, mereka hanya mengolah beras dengan air dan diberi sedikit lauk agar rasanya tidak hambar. Penyajiannya diadaptasi dengan budaya lokal.
Akhirnya, bubur diolah dan disesuaikan dengan keinginan masyarkat lokal. Variasi kuah juga terus dikembangkan sebebas-bebasnya, bisa menggunakan kuah ayam dan juga kuah soto.
"Kini, bubur bisa diolah sesukanya. Bubur juga dimasak dengan cara yang bebas, tapi memang lauknya yang umum kita ketahui itu ikan asin, telur asin, ayam, kacang, teri dan sebagainya," jelas William.
Dia menjelaskan, membuat bubur dengan cepat dan enak bisa diawali dengan pemilihan beras yang berkualitas. Beras perlu didinginkan ke dalam freezer atau kulkas agar mempercepat proses penanakan.
Proses penanakan pun dapat disesuaikan dengan gaya sejumlah negara lain yang juga terkenal dengan olahan buburnya. Namun, untuk mayoritas olahan Indonesia, bubur akan sesuaikan dengan budaya daerah masing-masing.
"Kalau orang Tionghoa kan memasak bubur dari nasi yang dimasak dengan air sehingga kelihatan bulirnya begitu,"
Sementara itu, orang Hong Kong terkenal dengan buburnya yang bertekstur halus. Demikian juga bubur di Taiwan.
Menurut William, mayoritas bubur di Indonesia hampir menyerupai bubur di Hong Kong dan Taiwan. Sebab, di Indonesia, masyarakat mengolah bubur dari beras hingga butiran nasi tidak lagi nampak.
William menjelaskan, bubur khas Indonesia lebih dikenal dengan bubur kental. Mayoritas bubur Indonesia ditanak dalam waktu yang cukup lama.
"Rata-rata buburnya kental, setelah itu disiram dengan kuah ayam, harus sering diaduk, biar halus. Ingat, jangan sampai ada keraknya," tuturnya.