Kamis 11 Apr 2019 08:26 WIB

Anjing Bisa Endus Bau Kanker Paru-Paru

Studi tentang anjing dan bau kanker bantu deteksi dini kanker paru.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Anjing memiliki reseptor bau 10 ribu kali lebih akurat daripada manusia.
Foto: Wikimedia
Anjing memiliki reseptor bau 10 ribu kali lebih akurat daripada manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian baru tentang kanker terus berkembang pesat. Kali ini, peneliti menemukan, anjing dapat mencium bau kanker paru-paru dengan akurasi 97 persen.

Penelitian yang dipresentasikan di pertemuan tahunan American Society for Biokimia dan Biologi Molekuler di Orlando, mengamati bagaimana empat anjing ras beagles berusia dua tahun mengidentifikasi sampel darah manusia. Mereka mencoba mengendus sampel darah dengan kanker paru-paru atau tanpa kanker paru-paru.

Baca Juga

Salah satu anjing, bernama Snuggles tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan mengidentifikasi sampel darah. Namun, menurut sebuah pernyataan, tiga lainnya mampu mengidentifikasi dengan benar sampel darah dengan kanker paru-paru 96,7 persen pada saat itu serta sampel darah normal 97,5 persen pada saat

Percobaan, yang dilakukan oleh para peneliti di laboratorium farmasi Florida BioScentDx, melatih anjing itu untuk membedakan antara sampel darah dari pasien kanker paru-paru dan sampel darah normal. Mereka mampu mendeteksi perbedaan karena anjing memiliki reseptor bau 10 ribu kali lebih akurat daripada manusia.

"Pekerjaan ini sangat menarik karena membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut di sepanjang dua jalur, yang keduanya dapat mengarah pada alat pendeteksi kanker baru," kata  pemimpin penelitian Heather Junqueira dikutip dari Fox News, Kamis (11/4).

Junqueira mengatakan, temuannya dapat mengarah pada alat skrining kanker lainnya. Hal tersebut menjadi penting karena deteksi dini kanker sering kali berarti peluang bertahan hidup yang lebih tinggi.

"Salah satunya menggunakan deteksi aroma anjing sebagai metode skrining untuk kanker, dan yang lainnya adalah menentukan senyawa biologis yang dideteksi anjing dan kemudian merancang tes skrining kanker berdasarkan pada senyawa itu," ujar Junqueira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement