REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang meyakini bahwa seseorang bisa menjadi hiperaktif bila mengonsumsi terlalu banyak gula. Terlepas dari banyaknya orang yang meyakini, sains membuktikan bahwa kondisi yang dikenal sebagai sugar rush ini hanya sekedar mitos.
Pernyataan ini diungkapkan oleh tim peneliti dari University of Warwick dan Lancaster University di Inggris. Pernyataan ini didasarkan pada analisis terhadap 31 studi yang melibatkan hampir 1.300 orang dewasa. Studi ini dilakukan untuk melihat apakah gula benar-benar dapat meningkatkan suasana hati seseorang.
Dalam studi ini, tim peneliti menginvestigasi pengaruh gula terhadap beberapa aspek suasana hati. Aspek-aspek ini meliputi kemarahan, kesadaran, depresi dan kelelahan. Tim peneliti juga memperhatikan jumlah dan jenis gula yang dikonsumsi untuk melihat apakah jumlah dan jenis gula dapat memberikan perbedaan terhadap suasana hati seseorang yang mengonsumsinya.
Dari beragam data yang terkumpul dan dianalisis, tim peneliti menemukan bahwa konsumsi gula sebenarnya tidak memberi dampak apapun terhadap suasana hati terlepas dari banyaknya gula maupun aktivitas yang sedang dilakukan oleh pengonsumsi gula. Sebaliknya, orang-orang yang mengonsumsi gula justru merasa lebih lelah dan kurang awas dibandingkan orang-orang yang tidak mengonsumsi gula. Dari temuan inilah, tim peneliti menyimpulkan bahwa sugar rush hanya sekedar mitos tanpa dasar.
"Kami berharap temuan kami dapat menempuh jalan yang panjang untuk memghilangkan mitos sugar rush dan menginformasi aturan kesehatan masyarakat untuk menurunkan konsumsi gula," terang Elizabeth Maylor dari University of Warwick seperti dilansir Indian Express.
Maylor mengatakan mitos bahwa gula dapat meningkatkan suasana hati seseorang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap budaya populer. Saking besarnya pengaruh ini, banyak orang yang mengonsumsi gula ketika merasa kurang awas atau lelah.
"Orang-orang di berbagai belahan dunia mengonsumsi minuman bergula untuk menjadi lebih awas dan melawan kelelahan," ungkap ketua tim peneliti Konstantinos Mantantzis dari Humboldt University of Berlin.
Temuan terbaru ini, jelas Mantantzis, jelas membuktikan bahwa anggapan gula dapat memperbaiki suasana hati dan kelelahan merupakan anggapan yang salah. Sebaliknya, Mantantzis mengatakan konsumsi gula hanya akan membuat seseorang merasa lebih buruk.