Jumat 29 Mar 2019 01:05 WIB

llmuwan Kembangkan Perhiasan untuk Alat Kontrasepsi

Alternatif ini dikembangkan melihat pemakai perhiasan sudah menjadi bagian keseharian

Rep: Dwina Agustin/ Red: Gita Amanda
Perhiasan Kontrasepsi. Peneliti sedang mengembangkan alat kontrasepsi berupa perhiasan yang dapat dikenakan sehari-hari.
Foto: Independent.co.uk
Perhiasan Kontrasepsi. Peneliti sedang mengembangkan alat kontrasepsi berupa perhiasan yang dapat dikenakan sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Perhiasan saat ini sedang diuji oleh para ilmuwan sebagai bentuk baru alat kontrasepsi. Nantinya, perhiasan ini menjadi perantara untuk mengelola hormon.

Para peneliti dari Institut Teknologi Georgia telah mengembangkan teknik untuk mengelola hormon kontrasepsi yang ditempatkan pada perhiasan termasuk anting-anting, jam tangan, dan cincin. Bagian yang mengandung hormon ditempatkan di area perhiasan yang kemungkinan besar akan bersentuhan dengan kulit, seperti bagian belakang anting-anting atau di belakang jam tangan.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Journal of Controlled Release, pengujian awal menunjukkan perhiasan kontrasepsi mungkin dapat memberi pemakai sejumlah hormon yang cukup untuk bertindak sebagai bentuk pengaturan kelahiran. Namun, hingga saat ini belum ada pengujian yang dilakukan pada manusia.

"Semakin banyak pilihan kontrasepsi yang tersedia, semakin besar kemungkinan kebutuhan individu perempuan dapat dipenuhi," kata profesor kehormatan di Sekolah Teknik Kimia dan Biomolekul di Institut Teknologi Georgia Mark Prausnitz, dikutip dari Independent, Jumat (29/3).

Alternatif ini dikembangkan melihat pemakai perhiasan sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari perempuan. Profesor Prausnitz mengatakan, teknik ini dapat memfasilitasi kepatuhan dengan obat dan dapat memberdayakan perempuan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Profesor Prausnitz dan rekannya Mohammad Mofidfar dan Laura O'Farrell melakukan penelitian dengan menguji perhiasan kontrasepsi pada hewan. Para ilmuwan pertama kali menguji pada telinga babi, sebelum menguji coba pada kulit tikus tidak berbulu.

Para peneliti menempatkan komponen itu pada hewan selama 16 jam, sebelum melepasnya selama delapan jam untuk meniru seorang wanita melepas perhiasannya sebelum tidur. Sementara kadar hormon kontrasepsi turun ketika komponen diangkat, memakai perhiasan kontrasepsi dapat memberikan wanita hormon yang cukup dalam aliran darah untuk menjadi bentuk pengaturan kelahiran yang dapat diandalkan.

Perhiasan kontrasepsi ini memanfaatkan teknologi transdermal patch. Contoh lain dari teknologi ini digunakan untuk patch nikotin bagi mereka yang mencoba berhenti merokok.

Meskipun alat kontrasepsi tempel sudah ada, menempatkan pada perhiasan akan membutuhkan bentuk yang jauh lebih kecil. "Kami mengambil teknologi mapan ini, membuat tambalan lebih kecil dan menggunakan perhiasan untuk membantu menerapkannya," kata Profesor Prausnitz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement