REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Banyak pria yang dianggap lazim merokok, kendati berbagai pesan kesehatan telah digencarkan. Sayangnya, bahaya merokok ini bukan saja berdampak untuk perokok, melainkan juga bagi calon anak-anak perokok.
Penelitian Cina terbaru, dilansir Malay Mail, menemukan bahwa calon ayah yang merokok dapat meningkatkan risiko cacat jantung bawaan terhadap anak mereka. Kemudian anak-anak yang lahir dari ibu yang terpapar perokok pasif memiliki risiko 124 persen lebih tinggi mengalami kelainan jantung bawaan. Paparan perokok pasif juga tampaknya meningkatkan risiko selama semua tahap kehamilan, bahkan sebelum perempuan mengalami kehamilan.
Tetapi, meskipun ibu yang merokok selama kehamilan meningkatkan risiko memiliki anak dengan cacat jantung bawaan, rupanya merokok sebelum kehamilan tampaknya tidak terlalu mempengaruhi risiko.
“Merokok itu bersifat teratogenik, artinya bisa menyebabkan kelainan perkembangan. Hubungan antara calon orang tua yang merokok dan risiko cacat jantung bawaan telah menarik lebih banyak perhatian dengan meningkatnya jumlah perokok usia subur, ” kata penulis studi Dr Jiabi Qin.
Penelitian dilakukan oleh Xiangya School of Public Health, Central South University. Meta-analisis baru mengamati 125 studi yang dilakukan sebelum Juni 2018, mencakup total 137.574 bayi dengan cacat jantung bawaan dan 8,8 juta calon orang tua.
Para peneliti menggunakan data untuk menyelidiki efek merokok ibu, merokok ayah, dan merokok pasif pada risiko cacat jantung bawaan yang merupakan penyebab utama lahir mati dan mempengaruhi 8 dari 1.000 bayi yang lahir di seluruh dunia.
Temuan dipublikasikan dalam European Journal of Preventive Cardiology dan menunjukkan bahwa semua jenis merokok meningkatkan risiko cacat jantung bawaan. Calon ayah yang merokok bisa meningkatkan risiko sebesar 74 persen, dan calon ibu yang merokok 25 persen, dibandingkan dengan orang tua yang tidak merokok.
Para peneliti mencatat bahwa ini adalah meta-analisis pertama yang menyelidiki bagaimana merokok ayah dan merokok pasif ibu dapat memengaruhi risiko cacat jantung bawaan seorang anak, dengan penelitian sebelumnya yang hanya berfokus pada kebiasaan merokok seorang ibu.
Namun, faktanya, merokok pada calon ayah dan perokok pasif pada perempuan hamil lebih umum. "Calon ayah harus berhenti merokok. Ayah adalah sumber besar asap rokok bagi wanita hamil, yang tampaknya bahkan lebih berbahaya bagi anak-anak yang belum lahir daripada wanita yang merokok sendiri," kata peneliti.
Perempuan juga disarankan harus berhenti merokok sebelum mencoba hamil untuk memastikan mereka bebas asap rokok saat hamil. Menjauhi orang-orang yang merokok juga penting. Selain itu, para pengusaha juga dapat membantu dengan memastikan bahwa tempat kerja bebas dari asap rokok.