Kamis 19 Sep 2019 05:00 WIB

Partikel Polusi Dapat Capai Plasenta dalam Tubuh Ibu Hamil

Partikel polusi ditemukan terakumulasi di plasenta dalam tubuh ibu hamil.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Ibu hamil
Foto: pixabay
Ilustrasi Ibu hamil

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sebuah studi terbaru menunjukkan pengaruh polusi udara ternyata bisa sangat jauh pada perempuan yang sedang hamil. Polusi yang terhirup terbukti dapat melakukan perjalanan melampaui parunya hingga kemudian mencapai plasenta yang menjaga janin.

Partikel-partikel kecil polusi udara yang berasal dari knalpot mobil, asap pabrik, dan sumber lainnya berbahaya bagi kesehatan semua orang. Selama kehamilan, ibu yang terpapar polusi berpotensi mengalami kelahiran prematur dan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang rendah saat lahir.

Baca Juga

Namun, para ilmuwan belum mengetahui mengapa hal ini dapat terjadi. Salah satu teori yang mungkin terkait adalah partikel polusi yang mencapai paru ibu hamil memicu peradangan yang berpotensi berbahaya.

Sebuah teknik pemindaian baru juga menemukan jenis pencemaran dari partikel karbon hitam yang mirip dengan jelaga pada plasenta 28 calon ibu yang diteliti. Plasenta memberi nutrisi pada janin yang sedang berkembang dan mencoba memblokir zat-zat perusak dalam aliran darah ibu.

Tim peneliti dari Universitas Hasselt menemukan partikel yang terakumulasi di sisi plasenta yang paling dekat dengan janin, dekat tempat tali pusat muncul. Namun, itu tidak membuktikan bahwa jelaga benar-benar melewati plasenta untuk mencapai janin, atau bertanggung jawab pada efek buruk.

“Pertanyaan selanjutnya adalah berapa banyak dari partikel karbon hitam ini yang perlu ada di sana (plasenta) untuk menyebabkan kerusakan,” ujar Yoel Sadovsky, seorang ahli plasenta dari University of Pittsburgh Medical Center yang tidak terlibat dengan penelitian baru.

Para ilmuwan sudah memiliki beberapa petunjuk dari penelitian yang dilakukan hewan bahwa partikel polusi udara dapat mencapai plasenta. Namun, penelitian yang dirilis pada Selasa (17/9), adalah yang pertama dilakukan terhadap plasenta manusia.

Para peneliti dari Belgia mengembangkan cara untuk memindai sampel plasenta menggunakan ultra-short pulses dari laser yang membuat partikel karbon hitam memancarkan cahaya putih terang, sehingga dapat diukur. Penelitian itu dilakukan pada 10 ibu yang tinggal di daerah dengan polusi tinggi dan 10 lainnya dari daerah rendah polusi. Semakin tinggi paparan polusi, semakin banyak partikel yang dihitung para peneliti di dalam plasenta.

"Karena organ janin sedang dalam pengembangan penuh, ini mungkin memiliki beberapa risiko kesehatan," kata spesialis lingkungan dan kesehatan masyarakat Hasselt Tim Nawrot, penulis senior studi tersebut.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement