REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Duchess of Sussex, Meghan Markle, tidak seperti kebanyakan orang masa kini yang mengandalkan media sosial untuk mendapatkan berita terbaru. Meghan bahkan tidak pernah melihat berita utama Twitter atau surat kabar untuk menghindari kekacauan atau kebisingan.
Markle mengutarakan hal tersebut saat berbicara dalam diskusi panel yang dipimpin oleh Queen's Commonwealth Trust dalam perayaan Hari Perempuan Internasional. Selama diskusi, Markle ditanyai pandangannya tentang feminisme yang digambarkan sebagai "trendi" dan "membangun" di media.
Setelah bertukar pandang dengan model dan aktivis Adwoa Aboah, yang duduk di sebelah kanannya, ia tertawa sebelum menjawab. "Adwoa tahu, aku tidak membaca apa-apa. Jauh lebih aman."
Dia mengatakan memilih untuk menjauh dari media sosial. "Positif atau negatif, semuanya bisa terasa seperti kebisingan, sampai batas tertentu hari ini," katanya, dikutip dari Independent, Senin (11/3).
Ia kemudian mengungkapkan keraguannya pada feminisme yang dicap sebagai penyebab trendi. "Itu tidak masuk akal bagiku secara pribadi. Ini adalah sesuatu yang akan menjadi bagian dari percakapan selamanya."
Markle ikut serta dalam acara tersebut bersama Aboah, penyanyi Annie Lennox, mantan Perdana Menteri Australia Julia Gillard, pendiri Let Us Learn Chrisann Jarett, dan Direktur Eksekutif Regional Kampanye Pendidikan Wanita, Angeline Murimirwa.
Kemudian selama diskusi, ia diminta oleh ketua panel, editor senior The Economist Anne McElvoy, apakah dia pernah berkelana melalui Twitter. "Tidak! Maaf tidak. Bagi saya, itu adalah preferensi pribadi saya," jawab Markle, sebelum menambahkan, "Tapi saya membaca The Economist."
Duchess menjelaskan bahwa ketika berbicara tentang media sosial adalah subjek yang rumit untuknya karena dia tidak lagi menggunakannya. Dia percaya semua orang memiliki tanggung jawab untuk berpikir secara bijak tentang bagaimana mereka terlibat dengan konten daring.
"Kami membuat pilihan pada apa yang kami klik, kami membuat pilihan pada apa yang kami baca, kami membuat pilihan dalam apa yang kami lakukan," katanya.
"Itu adalah keputusan pribadi kami untuk tidak menjadi negatif. Untuk benar-benar lebih didorong oleh sebab dan tindakan."
Selama pembicaraan, Duchess of Sussex mengatakan dia berharap bayinya bisa membela hak perempuan. "Laki-laki atau perempuan atau apa pun itu, akan menjadi seorang feminis," katanya.
“Saya telah melihat film dokumenter ini di Netflix tentang feminisme dan salah satu hal yang mereka katakan selama kehamilan adalah, saya merasakan embrio feminisme yang yang menendang. Saya suka itu," katanya, merujuk Film Johanna Demetrakas pada 2018, Feminist-What Were They Thinking?.