Jumat 01 Mar 2019 17:13 WIB

Empat Saran Dokter Gigi Bagi Pemilik Gigi Sensitif

Saat ini generasi milenial pun mengalami gigi sensitif

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Dokter gigi Callista Argentina Wulansari (Republika/Farah Noersativa)
Dokter gigi Callista Argentina Wulansari (Republika/Farah Noersativa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak masyarakat yang mengalami ngilu karena gigi sensitif. Tak hanya orang-orang dewasa berusia 40 tahun ke atas, saat ini generasi milenial pun mengalami gigi sensitif.

Dokter gigi Callista Argentina Wulansari memberikan empat saran bagi mereka yang mengalami gigi sensitif. “Pertama, identifikasi dulu apa yang menyebabkan gigi itu menjadi ngilu,” kata Callista saat menjadi pembicara di acara edukasi konsumen bersama Sensodyne Rapid Relief di Mall Senayan City Jakarta Pusat, Jumat (1/ 3).

Sebab, gigi yang ngilu tak melulu disebabkan karena gigi sensitif. Karena itu, dia menyarankan kepada masyarakat untuk mengetahui apa penyebab gigi ngilu. Apakah karena memang gigi itu sensitif, gigi berlubang, atau penumpukan karang gigi. Sehingga, masyarakat harus memeriksakannya ke dokter terlebih dahulu untuk tahu apa penyebab gigi ngilu.

Secara spesifik gigi sensitif memiliki ciri ngilu yang berdurasi pendek dan tajam. Sehingga, di luar ciri itu kemungkinan bukan merupakan gigi sensitif.

Kedua, kata dia, sebaiknya masyarakat perlu menghindari kebiasaan yang dapat memicu gigi sensitif misalnya menggigit es batu. Ketiga, menyikat gigi dengan benar memakai sikat gigi yang berbulu lebih lembut. Penggantian sikat gigi harus dilakukan secara berkala yaitu tiga bulan sekali.

“Jadi jangan nunggu sampai bulu sikatnya mekar baru ganti sikat gigi. Nanti kalau bulunya mekar, akan mengganggu kondisi gusi,” kata dia.

Saran terakhir adalah dengan mengganti pasta gigi yang tepat sesuai dengan peruntukan kondisi gigi. Terlebih jika gigi sensitif maka pasta gigi yang harus dipilih adalah pasta gigi yang diperuntukan untuk gigi sensitif.

Tak lupa Callista menyarankan untuk menyikat gigi secara rutin dan dengan durasi waktu kurang lebih selama dua menit. Saat ini dia memperhatikan milenial yang gemar melakukan hal-hal dengan cepat juga memengaruhi perilaku cara sikat gigi yang juga cepat. “Sikat gigi yang buru-buru nggak sampai dua menit akan menyebabkan penurunan gusi. Nah itu akan menyebabkan permukaan gigi menjadi ngilu,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement