Selasa 19 Feb 2019 07:38 WIB

Cara Mengurangi Ketakutan Naik Pesawat

Memahami mengenai pesawat dan penerbangan bisa membantu mengurangi cemas.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Ani Nursalikah
Calon penumpang pesawat terbang bersiap melakukan proses check in di Bandara Syukuran Aminuddin Amir. Banggai, Sulawesi Tengah.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Calon penumpang pesawat terbang bersiap melakukan proses check in di Bandara Syukuran Aminuddin Amir. Banggai, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketakutan saat terbang banyak dialami oleh beberapa orang. Biasanya, ketakutan yang disebut aviofobia ini terjadi saat seseorang mengalami serangan panik dari mulai ketika akan naik pesawat untuk memulai perjalanan.

Dilansir di Self, biasanya kepanikan saat naik pesawat diawali dengan kecemasan dengan gejala fisik tangan berkeringat, mual yang ekstrem, sampai kesulitan bernafas. Selanjutnya, terjadi perasaan yang menyiksa selama di pesawat. Ada beberapa hal yang menjadi gejala penanda seseorang mengalami ketakutan saat menaiki pesawat atau aviofobia.

Baca Juga

Seorang psikolog klinis yang juga kepala Freedom to Fly, sebuah workshop untuk para fobia terbang, Martin Seif, mengatakan ketakutan terbang bisa digolongkan menjadi salah satu jenis fobia yang berbeda. Menurutnya, takut akan ketinggian, ruang sempit, situasi sosial atau meninggalkan zona nyaman seseorang, bisa membuat takut terbang.

Namun, dalam kasus lain, psikolog klinis spesialis fobia dan kecemasan sekaligus pemilik Thriving Mind Psychology, Alexander Alvarado mengatakan, orang mengalami kecemasan penerbangan karena mereka memiliki pengalaman buruk pada penerbangan sebelumnya.

Kecemasan naik pesawat bisa saja dimungkinkan karena seseorang mungkin belum pernah terbang sebelumnya. “Jadi mereka tidak yakin apa yang diharapkan. Mekanika penerbangan yang rumit tidak membantu. Banyak orang gugup saat akan terbang karena mereka tidak mengerti bagaimana fungsi pesawat,” kata dia.

Serangan panik adalah alasan umum lainnya untuk kecemasan penerbangan. Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima (DSM-5), serangan panik ditandai dengan timbulnya rasa takut atau ketakutan yang luar biasa, bersamaan dengan setidaknya empat gejala fisik atau psikologis seperti gemetar, merasa kehabisan napas, nyeri dada, dan takut mati.

Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), jika seseorang mengalami serangan panik berulang tanpa pemicu yang jelas, hal itu bisa menjadi gangguan panik. Karakteristik umum dari gangguan panik adalah rasa takut yang hebat tentang mengalami serangan panik lain, terutama dalam situasi di mana Anda pernah mengalami serangan panik.

Menurut Mayo Clinic, seorang yang mengalami aviophobia memiliki ketakutan yang kuat terhadap objek atau situasi yang tidak sebanding dengan risiko aktual yang terlibat. Namun, ada juga beberapa orang yang mengalami takut terbang tanpa benar-benar fobia. Hal ini akan melibatkan reaksi fisik dan psikologis yang bertahan lebih lama, dan dapat mengganggu perjalanan udara.

Jika Anda mengalami tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, berikut adalah tips-tips untuk meminimalisasi gejala tersebut.

Belajar mengenai pesawat dan penerbangan

Karena rasa takut terbang dapat berasal dari kurangnya pemahaman, belajar lebih banyak tentang bagaimana pesawat, bisa membantu mengurangi rasa cemas ketika terbang. Sebagai bagian dari program Freedom to Fly milik Seif, peserta banyak belajar mengenai fakta penerbangan untuk melawan pikiran cemas mereka.

"Kecemasan dipicu oleh ‘bagaimana katastropik berfikir’,” kata Seif.

Melalui pendidikan tentang penerbangan, mereka yang takut terbang, belajar untuk menantang proses pemikiran ini. Dengan mengetahui lebih banyak tentang penerbangan, berarti seseorang dapat mengatakan kepada diri sendiri bahwa suara dentuman yang didengar, bukanlah merupakan pesawat yang mengalami kerusakan. Melainkan itu adalah roda pesawat saat pendaratan.

Orang juga akan memiliki pemikiran, turbulensi pada dasarnya adalah versi pesawat dari mobil yang melewati lubang. Dan bukan pertanda penerbangan sedang mengalami kerusakan.

Hindari terus berpikir mengenai kecelakaan pesawat

Salah satu alasan besar terbang begitu aman hari ini adalah, para ahli penerbangan telah mengubah peralatan dan protokol penerbangan berdasarkan kecelakaan masa lalu. Jika Anda meneliti mengenai penerbangan lebih banyak lagi, Anda mungkin menemukan banyak informasi grafis tentang bagaimana kecelakaan pesawat terjadi. Bergantung pada bagaimana pikiran Anda bekerja, perincian ini dapat memicu ketakutan Anda lebih dalam lagi.

Terapi perilaku kognitif (CBT)

Dengan CBT, orang belajar membingkai ulang pemikiran mereka dan menantang kepercayaan yang mereka miliki tentang ketakutan mereka. Teknik CBT yang dikenal sebagai paparan dan pencegahan respons dapat sangat berguna untuk takut terbang. Terapi ini melibatkan dengan mengekspos seseorang pada situasi yang memicu rasa takut, kemudian melatih mereka mengatasi perasaan itu dengan cara yang sehat.

Psikolog spesialis pengobatan kecemasan dan gangguan mood, termasuk gangguan panik dan fobia spesifik, Gabrielle Avery-Peck menggunakan virtual reality (VR) untuk membantu mencapai hal ini dengan mereka yang takut terbang.

"Realitas virtual akan menuntun mereka melalui menunggu di rumah, meminta taksi untuk menjemput mereka, mengemudi ke bandara, menunggu di gerbang, berjalan ke pesawat, kemudian berada di pesawat itu sendiri," katanya.

Beberapa praktik bahkan mungkin mencoba mempersonalisasi pengalaman VR orang dengan menangkap dan menggunakan cuplikan dari bandara tertentu. Jika kecemasan penerbangan Anda benar-benar mempengaruhi hidup Anda, maka penting bagi Anda untuk melakukan penilaian psikologis. Hanya dengan begitu, Anda bisa mengatasi rasa takut Anda untuk terbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement