REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ani Yudhoyono diketahui menderita penyakit kanker darah. Saat ini ia sedang dirawat di rumah sakit National University Hospital Singapura.
"Dengan rasa prihatin, saya sampaikan kepada para sahabat di Tanah Air, Ibu Ani mengalami blood cancer atau kanker darah. Dan karenanya harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di National University Hospital Singapura," kata mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu (13/2).
Diketahui, istri Presiden ke-6 RI ini menjalani pengobatan di Singapura sejak 2 Februari atas rekomendasi tim dokter kepresidenan Indonesia.
Kanker darah adalah kanker yang memengaruhi produksi dan fungsi sel darah. Sebagian besar kanker darah dimulai dari sumsum tulang di mana darah diproduksi. Sel-sel kanker mencegah sel-sel darah normal untuk menjalankan fungsi mereka.
Secara umum terdapat tiga jenis kanker darah, leukemia, limfoma dan myeloma. Leukemia adalah kanker sel darah putih yang menghentikan sel darah putih dalam melawan infeksi. Ini adalah jenis yang paling umum dari kanker darah.
Limfoma merupakan kanker darah yang berkembang pada limfosit atau tipe sel darah putih yang berperan untuk melawan infeksi, dan dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Kanker jenis ini juga memengaruhi kelenjar getah bening, limpa, timus, sumsum tulang, dan bagian lain dari tubuh.
Myeloma adalah jenis kanker yang terbentuk oleh sel plasma ganas. Sel plasma menghasilkan antibodi yang membantu tubuh menyerang dan membunuh kuman. Sel ini berada di dalam sumsum tulang dan merupakan bagian sistem imun yang penting.
Terdapat beberapa kesamaan gejala ketiga jenis kanker ini seperti anemia, darah sukar membeku, sering mengalami perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, memar, rentan terkena infeksi, keringat berlebih di malam hari hingga sakit perut, punggung, atau nyeri tulang.
Gejala khusus orang yang terkena limfoma yakni pembengkakan pada kelenjar getah bening yang biasa tumbuh di selangkangan, leher, atau ketiak. Sementara itu gejala khusus myeloma yakni gangguan tulang dan kalsium sehingga menyebabkan tulang mudah patah, gangguan atau kerusakan ginjal dan kaki bengkak.
Berdasarkan pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan RI, faktor risiko terkena kanker dapat berasal dari genetik atau keturunan, karsinogen atau terpapar zat kimia, radiasi, virus, hormon, dan iritasi kronis. Serta faktor gaya hidup seperti, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik.
Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia menurut data Kemenkes terakhir pada tahun 2013 sebesar 1,4 persen atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Kasus kanker darah merupakan tergolong jarang terjadi di Indonesia, dibandingkan dengan kanker payudara, prostat dan paru yang memiliki persentase tertinggi di Indonesia, dikutip dari laman Kemenkes dan Infodatin.
Langkah paling efektif untuk pengobatan kanker darah yakni dengan transplantasi sumsum tulang. Prosesnya dilakukan dengan mengganti sumsum tulang yang terinfeksi sel kanker dengan sumsum tulang baru yang lebih sehat yang berasal dari donor. Donor bisa didapatkan dari anggota keluarga atau orang lain yang memiliki kecocokan sumsum tulang.
Selain upaya tersebut, beberapa langkah pengobatan lainnya yakni dengan kemoterapi, terapi radiasi, terapi biologis, dan terapi obat.