Senin 11 Feb 2019 06:05 WIB

Paparan Bahan Kimia Bisa Turunkan Fungsi Paru-Paru Janin

Paparan kimia bisa ditemukan di banyak produk rumah tangga dan kemasan makanan.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi ibu hamil.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi ibu hamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ibu hamil yang menggunakan produk berbahan kimia menghadapi risiko kesehatan janin yang dikandungnya. Paparan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru pada bayi yang dilahirkan.

Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Planetary Health mengumpulkan data dari lebih 1.000 pasangan ibu dan anak. Dari situ ditemukan adanya hubungan antara paparan paraben, phthalates, dan perfluoroalkyl substances (PFAS) saat hamil dan penurunan fungsi paru-paru pada anak.

Baca Juga

PFAS ditemukan di banyak produk rumah tangga dan kemasan makanan. Di antaranya kantong microwave popcorn serta peralatan masak anti lengket dan anti karat. Kandungan bahan kimia tersebut dapat diserap ibu lewat makanan atu air. Akibatnya janin di dalam kandungan juga ikut menyerap karena bahan kimia itu bisa masuk lewat plasenta.

Riset ini dipimpin oleh Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) dan French Institutr for Health and Biomedical Research. Keduanya berkolaborasi dengan tim-tim lain dari penjuru Eropa.

Mereka melihat partisipan dari enam negara yaitu Spanyol, Prancis, Yunani, Lithuania, dan Norwegia. Dari hasil studi ditemukan total 85 paparan selama kehamilan dan 125 pada masa kanak-kanak. Riset ini mengukur fungsi paru-paru pada anak setiap enam tahun sekali hingga usia 12 tahun lewat tes spirometri.

Mereka mengidentifikasi ada sembilan paparan yang bisa memengaruhi fungsi paru-paru. Pengaruh terkuat didapati pada DINP (Diisononyl phthalate) dan DEHP (di-2-ethylhexyl phthalate). Kedua bahan kimia itu umumnya digunakan pada produk plastik dan bisa diserap oleh kulit.

"Ini studi pertama yang meneliti hubungan paparan bahan kimia saat kehamilan dan masa kanak-kanak terhadap fungsi paru-paru. Dengan demikian kami memberi pandangan baru dalam riset kesehatan lingkungan," kata salah satu koordinator tim studi Martine Vrijheid.

Menurut Vrijheid hasil temuan ini bisa membawa dampak signifikan terhadap sudut pandang kesehatan masyarakat. "Kita bisa mengidentifikasi tindakan preventif untuk mengurangi paparan bahan kimia. Termasuk di dalamnya regulasi yang lebih ketat dan pelabelan pada produk untuk memberi informasi lebih baik kepada masyarakat. Ini dapat mencegah penurunan fungsi paru-paru pada anak dan memberi manfaat kesehatan jangka panjang," kata Vrijheid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement