Kamis 07 Feb 2019 05:23 WIB

Berhenti Merokok Bantu Hindari Kebotakan Pria

Kebotakan sangat biasa terjadi pada satu dari dua pria.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Pria yang mengalami kebotakan.
Foto: wikimedia
Pria yang mengalami kebotakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 50 persen pria akan mengalami beberapa bentuk kebotakan pada saat mencapai usia 50-an atau bahkan lebih awal. Kondisi yang juga dikenal sebagai alopecia androgenetik, menurut ahli kulit dari Eileen Tan Skin Dr Eileen Tan, sangat biasa terjadi pada satu dari dua pria.

Kondisi kerontokan rambut yang menyebabkan kebotakan tidak sama bagi setiap orang. Dr Tan mengatakan, bahkan dia telah melihat beberapa kasus di mana satu saudara kandung memiliki garis rambut surut pertama sedangkan saudara lainnya mengalami penipisan bagian atas.

Baca Juga

Tenaga ahli dari International Association of Trichologists di Link Hair Care Adeline Chen mengatakan, pria mulai melihat tanda-tanda kebotakan akibat pubertas. Hal itu terjadi karena hormon pria yang dikenal sebagai DHT.

Stres dapat meningkatkan level hormon tersebut. Meskipun alasan lain untuk rambut rontok pria termasuk ketidakseimbangan gizi, kondisi medis dan faktor genetik juga mempengaruhi

"Kebotakan pola pria biasanya dimulai dengan garis rambut surut untuk membentuk bentuk 'M' atau di puncak kepala sedangkan kebotakan pola wanita dapat dimulai dengan pelebaran rambut," kata Chen, dikutip dari Channel News Asia.

Untuk menahan peningkatan DHT, faktor-faktor penyebabnya harus ditekan lebih dulu. Berikut ini kebiasaan-kebiasaan yang bisa menekan masalah kerontokan sehingga membuat kepala menjadi botak.

Berhenti Merokok

Banyak yang mengatakan kalau merokok dapat menyebabkan kulit cepat menua sebelum waktunya. Di samping itu, tembakau juga dapat merusak DNA dalam folikel rambut. Peneliti di Taiwan melakukan penelitian pada lebih dari 700 pria dan menemukan mereka yang masih merokok atau pernah merokok hampir dua kali lebih mungkin mengalami kerontokan rambut sedang atau parah.

Menggunakan Kondisioner

Menyisir dan menyikat yang berulang-ulang dapat menyebabkan helai rambut mudah patah.  Dr. Tan menyarankan untuk menggunakan kondisioner karena akan membuat rambut lebih mudah diatur dan lebih mudah disisir.

Selain itu, rambut basah cenderung lebih rapuh. Sehingga, hindari menyisir dengan kasar atau keringkan rambut lebih dahulu sebelum menyisir.

Gunakan Produk Khusus

Telah banyak produk khusus untuk mengatasi rambut rontok. Khasiat produk ini untuk mengurangi tingkat penipisan rambut. Bahkan produk ini mempromosikan beberapa pertumbuhan kembali dalam kasus rambut rontok lebih ringan.

Tapi, Dr Tan memperingatkan manfaatnya hilang saat berhenti menggunakannya. Pengguna juga harus bersabar menerapkan solusi dua kali sehari dan menunggu hingga enam bulan untuk melihat hasilnya.

Perawatan Laser

Secara tradisional penggunaan laser tingkat rendah digunakan untuk mengobati luka dan menghilangkan rasa sakit. Namun, seiring perkembangan zaman, cara ini digunakan untuk menargetkan kerontokan rambut.

Menurut Dr Tan, terapi cahaya non-invasif ini memungkinkan sel menyerap sinar laser, menstimulasi metabolisme sel dan aliran darah. Kemudian, kondisi itu menginduksi folikel rambut yang tidak aktif ke fase pertumbuhan. Untuk merasakan hasilnya diperlukan beberapa sesi.

Transplantasi

Dr Tan menyatakan, dalam kasus di mana pasien telah kehilangan banyak rambut, transplantasi rambut mungkin jawabannya. Potongan rambut "donor" diambil dari bagian belakang atau sisi kulit kepala  atau bagian kurang dominan mengalami kerontokan rambut. Ini kemudian dibedah menjadi cangkok kecil dan dimasukkan ke dalam sayatan kecil yang dibuat di daerah botak kulit kepala.

Penting sayatan ini dibuat pada kedalaman dan sudut yang optimal untuk efek yang lebih alami ketika rambut baru tumbuh nanti. Perlu berkonsultasi dengan ahli bedah transplantasi rambut yang berpengalaman untuk menghasilkan rambut yang terbaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement