Senin 28 Jan 2019 10:33 WIB

Makan Ayam Goreng Tiap Hari Berisiko Kematian Dini

Jenins minyak yang digunakan menggoreng juga mempengaruhi.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ayam goreng
Foto: flickr
Ayam goreng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut penelitian baru, makan ayam goreng secara teratur meningkatkan risiko kematian dini. Studi baru, yang diterbitkan dalam BMJ, menemukan makan makanan yang digoreng dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian pada wanita pascamenopause.

Para peneliti menggunakan data kuesioner untuk menilai pola makan 106.966 wanita berusia 50 hingga 79 yang diikuti selama 18 tahun hingga Februari 2017. Mereka melihat seberapa sering mereka makan makanan goreng yang berbeda, termasuk ayam, ikan, kerang, kentang goreng, keripik tortilla, dan taco.

Baca Juga

Selama waktu itu, 31.588 wanita meninggal. Masalah jantung menyebabkan 8.358 kematian tersebut. Seperti diketahui, konsumsi makanan gorengan adalah sesuatu yang sangat umum di Amerika Serikat dan juga di seluruh dunia.

Asisten profesor epidemiologi di University of Iowa dan penulis utama studi ini Wei Bao mengatakan, sayangnya hanya sedikit yang mengetahui tentang dampak kesehatan jangka panjang konsumsi makanan gorengan. Studi ini adalah yang pertama dari jenisnya, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan antara makan gorengan dan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Secara keseluruhan, setelah memperhitungkan gaya hidup, kualitas makanan, tingkat pendidikan, dan pendapatan, hasilnya menunjukkan secara teratur mengonsumsi makanan goreng dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian. Secara khusus, mereka yang makan satu atau lebih porsi makanan gorengan sehari memiliki risiko delapan persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak menyentuhnya.

Mengonsumsi ayam goreng setiap hari dikaitkan dengan 13 persen risiko kematian lebih tinggi, dan 12 persen risiko kematian karena masalah terkait jantung, dibandingkan tanpa makanan gorengan. Makan ikan goreng setiap hari dikaitkan dengan risiko kematian tujuh persen lebih tinggi.

Para peneliti tidak menemukan bukti makanan yang digoreng meningkatkan risiko kanker. Wanita yang makan lebih banyak gorengan cenderung berusia muda, berpenghasilan lebih rendah, dan berpendidikan lebih rendah. Mereka juga lebih cenderung merokok, kurang berolahraga, dan memiliki pola makan yang kurang sehat secara umum.

Sebagai studi observasional, hasilnya tidak selalu dapat diterapkan untuk semua orang, tetapi Bao mengatakan, tim tidak memiliki alasan berpikir efeknya akan berbeda berdasarkan usia atau jenis kelamin. "Saya akan curiga hubungan itu mungkin serupa di antara wanita yang lebih muda atau bahkan di antara pria," katanya, dilansir di Insider, Senin (28/1).

Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah faktor-faktor lain dapat berperan dalam kematian dini. Misalnya, jenis minyak yang digunakan untuk menggoreng, karena beberapa lebih buruk untuk Anda daripada yang lain. Sebuah studi di Spanyol tidak menemukan hubungan antara makanan goreng dan kematian dini karena penduduknya menggunakan minyak zaitun.

"Kami telah mengidentifikasi faktor risiko kematian kardiovaskular yang mudah dimodifikasi oleh gaya hidup," kata para peneliti.

Mengurangi konsumsi makanan yang digoreng, terutama ayam goreng dan ikan goreng atau kerang, mungkin memiliki dampak yang bermakna secara klinis di seluruh cakupan kesehatan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement