REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koki berbintang Michelin, Anita Lo, menyarankan untuk menghabiskan waktu berkualitas di dapur, bahkan ketika tidak ada orang lain untuk diberi hasil masakan.
Dilansir di ABC Net, Selasa (22/1), Lo mendedikasikan buku masak terbarunya, Solo: A Modern Cookbook for a Party of One untuk mengubah pikiran orang yang ragu. Baginya, memasak untuk diri sendiri adalah sebagian cara untuk mengasah kreativitas kuliner.
"Jika Anda membuat kesalahan, tidak ada yang mengawasi, dan Anda bisa membuat penemuan yang bagus juga," katanya.
Dia mengibaratkan, ketika memasak di restoran seperti berada di atas panggung dan harus berusaha untuk mengesankan pada tingkat tertentu. Ketika memasak untuk diri sendiri, maka akan benar-benar hanya berusaha maksimal untuk diri sendiri.
Sebagai seorang koki, dia seorang pendukung kuat untuk membeli bahan baru atau mencoba kombinasi rasa baru. "Setiap kali saya berbelanja makanan, saya selalu mencari kualitas. Itu bertahan lebih lama dan rasanya lebih enak," katanya.
Dia berlatih di Prancis dan orang-orang disana menganggap berbelanja adalah bagian dari pekerjaan. Tetapi memasak untuk satu meja juga dapat dilihat sebagai bentuk modern perawatan diri. Bisa menjadi sebuah proses yang tidak hanya menyehatkan tubuh Anda, tetapi juga pikiran Anda.
"Ada semacam stigma tentang memasak hanya untuk dirimu sendiri. Aku tidak yakin mengapa," kata Lo.
Dia juga mengatakan jika tidak fokus untuk diri sendiri, maka sangat sulit untuk mengurus orang lain. Dia menganggap makanan adalah identitas dan itu bisa sangat menegaskan makanan apa yang kita sukai.
Meskipun tidak mungkin setiap santapan yang Anda persiapkan akan menjadi kreativitas diri, makan sendiri bisa menjadi petunjuk ada hal lain yang terjadi dengan kesejahteraan Anda, baik atau buruk.
Makan sendirian tidak berarti kesepian
"Makan sendirian dikaitkan dengan beberapa risiko kesehatan, seperti peningkatan kemungkinan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan risiko lebih besar terkena diabetes," ujar seorang dosen School of Psychological Sciences, Kate Greenaway di University of Melbourne.
Namun, bukan kesendirian ketika makan yang menyebabkan penyakit-penyakit itu. Melainkan faktor sosio-emosional, seperti kesepian yang menjadi penyebabnya. Seperti yang dilihat oleh Greenaway, tindakan makan sendirian tidak mungkin membuat Anda merasa lebih kesepian kecuali Anda sudah merasakannya.
"Orang-orang yang kesepian dapat merasa kesepian bahkan ketika bersama orang lain. Itu adalah kondisi pikiran yang Anda bawa ke mana pun Anda pergi," katanya.
Jadi, memasak dan makan sendirian tentu saja dapat menjadikan makan terasa emosional jika bahagia, sehat, dan terhubung dalam kehidupan sosial. "Pikirkan orang-orang dalam hidup Anda yang Anda syukuri dan yang cintai dan dukung Anda," katanya.
Hanya dengan mengingat orang lain bisa membuat kita merasa lebih terhubung dengan mereka. Ini mungkin juga saat yang tepat untuk menulis teks atau catatan kepada orang itu untuk mengatakan Anda memikirkan mereka. Kirim setelah makan dan buat hari mereka bahagia.