Rabu 23 Jan 2019 05:33 WIB

Waspadai Dampak Penggunaan Kosmetik yang tidak Aman

Faktor kesehatan harus menjadi pertimbangan utama saat memilih kosmetik.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Perawatan kulit wanita
Foto: Republika/Prayogi
Perawatan kulit wanita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan kosmetik telah menjadi hal jamak bagi wanita Indonesia. Sayangnya masih banyak yang tidak berhati-hati memilih kosmetik. Faktor harga tanpa memperhatikan kualitas sering menjadi pertimbangan.

Dampak dari salah pilih kosmetik bisa berbahaya untuk kulit wajah. Dermatologist Wardah, dr Sari Chairunnisa, SpKK, mengatakan kosmetik aman itu merupakan bagian dari halal. Dampak penggunaan kosmetik tidak aman, akan menimbulkann efek samping pada kulit.

Efek sampingnya ini tergantung bahan tidak aman apa yang digunakan kosmetik tersebut. “Ada bahan yang bisa menimbulkan bercak keputihan atau kehitaman, atau malah jadi seperti ada stretch mark-nya atau lainnya,” ujarnya di sela media gathering bertema Perkembangan Industri Kosmetik Halal Indonesia di Jakarta, Selasa (22/1).

Perempuan yang menjabat sebagai Direktur Research and Development, PT Paragon Technology & Innovation, mengungkapkan ada beberapa bahan kosmetik yang dijual bebas, padahal seharusnya bahan kosmetik tersebut harus diresepkan dokter. Atau bahan tertentu seharusnya tidak boleh ada di produk obat maupun produk kosmetik, tapi dijual bebas.

Efek sampingnya tergantung bahan-bahan tersebut. “Efek sampingnya tergantung dari bahannya, ada yang efek sampingnya akut, ada juga yang abru ketahuan setelah jangka panjang,” jelasnya.

Salah satu bahan berbahaya yang digunakan dalam produk kosmetik adalah penggunaan steroid yang sebenarnya adalah krim anti radang. Steroid bisa berefek sampingnya hipopigmentasi.

“Jadi kalau saya perhatikan itu ada beberapa yang menjual dalam beberapa situs yang tidak legal. Steroid dia jual sebagai lotion pemutih buat tubuh. Sedangkan steroid dalam jangka panjang punya efek samping bahkan bisa terserap secara sistemik. Jadi akhirnya muncul rambut-rambut halus, atau justru atau efek samping kebalikannya jadi kehitaman, jadi seperti ada stretch mark, penambahan berat badan. Dalam satu dua tahun saya lihat itu penggunaan steroid yang harusnya diresepkan untuk penyakit akhirnya malah diracik jadi kosmetik,” jelasnya.

Nama kandungan yang dimaksud dalah satunya dermofet untuk pemutih. Padahal dermofet itu harusnya diresepkan bukan untuk dipakai untuk kosmetik. Tapi digunakan di area meradang saja karena itu krim anti radang. Jenis steroid ada banyak, ada delapan kelas, namun dermofet ini potensinya paling tinggi.

Selain itu, yang harus diwaspadai adalah penggunaan bahan pemutih yang harusnya ada dalam pengawasan dokter tapi dijual bebas. “Kalau diresepkan dokter, dokter sudah punya perencanaan. Itulah gunanya kontrol kan, oke hasilnya seperti ini saya turunkan dosisnya. Nanti kalau kontrol lagi diberhentikan. Tapi kalau dijual bebas kan jadinya tidak jelas pemakaiannya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement