REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Sejak situs bersejarah Machu Picchu ditemukan di Peru pada 1911, tempat itu menjelma menjadi destinasi wisata yang sangat populer. Dalam beberapa tahun terakhir, setiap harinya sekitar dua ribu wisatawan menunjungi Machu Picchu.
Melihat kondisinya yang kian ramai, kini pengelola Machu Picchu menerapkan aturan waktu kunjung yang lebih ketat. Dikutip dari Evening Standard, Selasa (15/1), Machu Picchu menerapkan kebijakan aturan masuk baru.
Pada 2017, The UNESCO World Heritage memperkenalkan aturan masuk dengan sistem tenggat waktu. Di Machu Picchu, tenggat waktu masuk yang diizinkan bagi pengunjung maksimal satu jam. Aturan anyar tersebut mulai diberlakukan sejak 1 Januari lalu.
Ini artinya jika pengunjung memesan tiket untuk masuk pukul 11.00 maka ia harus masuk sebelum pukul 12.00. Jika terlambat lebih dari satu jam maka tiket masuk tidak berlaku lagi. Di Machu Picchu, jam masuk dimulai sejak pukul 06.00 sampai pukul 15.00 waktu setempat.
Bukan hanya toleransi keterlambatan yang diatur oleh pengelola Machu Picchu. Setiap pengunjung juga tidak boleh berada di dalam lebih dari empat jam.
Pengunjung yang sudah keluar juga tidak diizinkan masuk lagi. Pada pukul 17.30, semua pengunjung yang masih ada di dalam obyek wisata itu wajib keluar.
Urusan jual beli tiket pun diatur tak kalah ketatnya. Tiket masuk hanya bisa dibeli lewat situs resmi operator Machu Picchi atau di kantor yang terletak di Cusco, Peru. Mengingat banyaknya masyarakat dari berbagai belahan dunia yang ingin menikmati keindahan Machu Picchu, pemesanan tiket sebaiknya dilakukan empat bulan sebelum kunjungan.
Pada 2018, General Manager for South America di G Adventures Sarah Miginiac mengungkapkan keprihatinannya tentang Machu Picchu. Saat berbicara di acara World Tourism Day, ia mengatakan jumlah pengunjung Machu Picchu makin membeludak.
Miginiac menekankan isu utama di situs peninggalan suku Inca tersebut adalah terlalu banyak orang yang ingin memperoleh akses. "Tidak ada infrastruktur di sekitarnya. Pemerintah perlu memastikan solusi akses ke Machu Picchu adalah akses yang mempertimbangkan pertumbuhan di masa depan dan bukan hanya soal jumlah pengunjung saat ini," ungkapnya dilansir CNN.