REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantal merupakan hal yang wajib ketika tidur bagi sebagian besar manusia. Menurut penelitian, orang zaman dahulu sudah menggunakan bantal ketika tidur. Bedanya, ketika itu manusia era lampau tinggal dalam gua dan menjadikan batu batuan menjadi penyangga.
Saat ini, bantal yang umumnya digunakan adalah penyangga yang terbuat dari busa atau kain, agar lebih nyaman digunakan. Pada umumnya, manusia hanya mengetahui kegunaan bantal hanyalah sebagai penyangga yang akan membuat kepala terasa nyaman. Namun adakah dampak bagi kesehatan yang disebabkan karena penggunaan bantal?.
American Chiropractic Association, menyatakan sebagian besar manusia akan mengalami sakit punggung dalam hidupnya."Sekitar 80 persen dari kita akan memiliki masalah punggung dalam hidup. Selain itu, laporan itu mengklaim bahwa sekitar setengah dari semua orang Amerika mengatakan bahwa mereka mengalami masalah punggung setiap tahun" berdasarkan laporan American Chiropractic Association, dikutip dari sleepcritic.
Anehnya, penelitian tersebut mengungkapkan kembali bahwa sebagian besar penyakit punggung yang dialami manusia bersifat mekanis dan non organik, atau tidak terikat dengan penyakit yang dialami seseorang. Jika bantal digunakan untuk penyangga leher, mengapa angka tersebut sangat tinggi?
Ternyata penelitian menduga bantal mempunyai pengaruh buruk pada tulang. Tidur yang menyamping akan membutuhkan bantal, karena posisi kepala yang tidak sejajar. Namun ketika posisi celentang, bantal akan membuat leher akan tertarik dari posisi seharusnya, dan ini akan membuat peregangan pada leher.
Bantal juga akan membuat posisi kepala lebih tinggi dari posisi seharusnya. Hal ini akan mengakibatkan otot dan urat leher selalu tertarik. Ketika ini terjadi secara terus menerus akan menyebabkan otot punggung merasa nyeri. Sebagian besar akan membantah karena dinilai bantal sudah menjadi kebiasaan dan tradisi dalam aktivitas tidur.