REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di banyak negara. Beberapa faktor risiko berada di luar kendali manusia. Namun, beberapa kebiasaan bisa diputus mata rantainya.
Ada pilihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung. Salah satunya mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan, seperti merokok dan menjaga kualitas istirahat dengan baik. Namun, beberapa kebiasaan buruk lain sering kali terlupakan.
Berikut kebiasaan buruk yang bisa melahirkan penyakit jantung, dikutip dari Healthgrades, Senin (31/12).
Mempertahankan Berat Ekstra
Kelebihan berat badan terkait dengan beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi. Untuk mempertahankan berat badan yang sehat, cobalah konsumsi setengah dari setiap makan terdiri buah-buahan dan sayuran.
Berlebihan pada Daging Tertentu
Ada bukti yang menunjukkan asupan tinggi daging merah dan olahan seperti sosis meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian telah menunjukkan semakin banyak daging yang dikonsumsi, semakin tinggi risiko terkena masalah jantung.
Minum Soda
Soda juga membahayakan jantung. Satu studi yang dilakukan pada 2.500 orang selama 10 tahun menemukan, mereka yang secara teratur minum diet soda lebih mungkin mengalami stroke atau serangan jantung. Mereka pun meninggal karena penyakit pembuluh darah bahkan setelah para peneliti mengendalikan faktor-faktor seperti merokok, olahraga, asupan natrium, dan kolesterol tinggi.
Soda dengan rasa manis juga berpotensi merusak. Penelitian telah menunjukkan orang yang mengkonsumsi terlalu banyak gula tambahan, seperti soda, memiliki risiko lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Duduk Berjam-jam
Duduk secara teratur selama beberapa jam sekaligus dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, bahkan jika berolahraga secara teratur. Penelitian telah mengaitkan duduk lama dengan obesitas, tekanan darah tinggi, dan peningkatan kemungkinan kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker.
Para ahli berpikir kurangnya aktivitas mempengaruhi kadar lemak dan gula dalam darah. Cara yang dapat menangkal risiko adalah dengan bergerak kapan pun, seperti berjalan-jalan di sekitar kantor.