Jumat 21 Dec 2018 16:10 WIB

Olahraga Teratur Tingkatkan Keterampilan Berpikir Lansia

Olahraga rutin dilakukan selama enam bulan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Warga lanjut usia mengikuti senam lansia. (ilustrasi)
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warga lanjut usia mengikuti senam lansia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DURHAM -- Olahraga teratur terbukti meningkatkan keterampilan berpikir bagi lansia dengan gangguan kognitif. Studi dilakukan oleh peneliti dari Pusat Medis Universitas Duke di Durham, Carolina Utara, Amerika Serikat.

Riset skala kecil itu mengamati 160 peserta dengan usia rata-rata 65 tahun. Peserta memiliki faktor risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, mengalami kesulitan berkonsentrasi, serta kesulitan mengingat tetapi bukan demensia.

Untuk menguji efek dari olahraga dan pengaturan pola makan, peserta secara acak dibagi dalam empat kelompok. Ada yang diminta melakukan olahraga aerobik saja, menerapkan diet untuk hipertensi (DASH), aerobik sekaligus DASH, dan mendapat edukasi kesehatan.

Mereka yang melakukan olahraga diminta melakukan olahraga aerobik 45 menit tiga kali sepekan selama enam bulan. Setiap sesi termasuk pemanasan selama 10 menit dan latihan aerobik seperti berjalan, jogging, atau bersepeda statis selama 35 menit.

Mereka yang menerapkan pola makan DASH mengonsumsi makanan rendah sodium, rendah lemak, dan kaya serat. Berbagai makanan yang diberikan antara lain buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, atau produk susu rendah lemak.

Temuan yang dipublikasikan di Neurology menunjukkan enam bulan olahraga rutin meningkatkan keterampilan berpikir dan konsentrasi peserta. Skor peserta studi pada tes berpikir mengalami kenaikan, tapi tidak ada perbaikan pada ingatan.

Mereka yang berolahraga sekaligus diet memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya diet atau olahraga saja. Namun, tidak ada peningkatan yang ditemukan pada peserta yang hanya mendapat edukasi kesehatan.

"Hasil penelitian menunjukkan olahraga teratur bisa membantu orang-orang yang memiliki gangguan kognitif untuk meningkatkan kemampuan mereka menyelesaikan tugas kognitif tertentu," kata penulis studi, James A Blumenthal, dikutip dari laman Malay Mail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement