REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses penularan bakteri bukan hanya terjadi ketika anda berjabat tangan dengan orang lain ataupun bersentuhan dengan benda lain. Proses penularan bakteri juga terjadi ketika bersentuhan dengan kucing ataupun anjing.
Penularan bakteri bisa juga melalui jilatan hewan tersebut. Karena tidak dipungkiri bakteri banyak terdapat pada mulut anjing. Penularan lebih berbahaya lagi adalah terjadinya gigitan dan goresan yang dilakukan oleh kedua hewan tersebut seperti yang dikutip dari HarvardHealth.
Penelitian membuktikan ketika bakteri menembus kulit atau bersentuhan dengan selaput lendir, hidung, atau mata maka dapat mentransmisikan kuman-kuman menjadi penyakit tanpa adanya indikasi. Efeknya bisa menyebabkan infeksi kulit, flu demam menggigil, bahkan meningitis.
Lebih berbahaya lagi adalah rabies. Merupakan sebuah virus berbahaya yang terjadi karena air liur yang diberikan oleh anjing atau kucing. Rabies bisa terjadi ketika mengalami sebuah gigitan atau cakaran. Para peneliti menunjukan, seekor kucing membersihkan cakarnya dengan lidahnya sehingga bakteri yang terdapat pada cakarnya adalah bakteri air liur pada mulutnya.
Gigitan atau goresan dapat menyebabkan penyakit cakaran kucing, yang biasanya menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di dekat lokasi cedera tetapi dapat secara progresif mempengaruhi hati, mata, atau sistem saraf pusat.
Sebuah laporan di AS terjadi 47 kasus rabies antara tahun 1990 dan 2005. Kasus ini terlihat jarang, terkhusus di negara kita karena program vaksin berjalan dengan baik. Meskipun jarang terjadi, kasus seperti ini perlu diwaspadakan.
Beberapa cara untuk menghindari infeksi air liur adalah, perlakukan hewan peliharaan anda secara baik untuk mencegah kecenderungan menggigit dan mencakar, ketika terjadi gigitan atau cakaran maka secepatnya cuci bersih dengan air dan sabun atau secepatnya periksa ke dokter, dan pastikan hewan peliharaan sudah melewati vaksin rabies.