REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses syuting The Man from the Sea (Laut) di Aceh tahun lalu meninggalkan kesan tersendiri bagi aktor Dean Fujioka. Tidak hanya mendapat pengalaman dan teman baru, dia juga menjadi penggemar berat kopi Aceh.
"Kopi Aceh sangat enak. Rasanya enak banget. Percaya atau tidak, sebelum syuting saya bukan peminum kopi. Hari-hari di Aceh mengubah hidup saya," kata dia.
Fujioka berperan sebagai tokoh yang paling disoroti dalam cerita. Dia menjadi lelaki misterius yang muncul dan terdampar di pesisir pantai Banda Aceh, beberapa tahun setelah bencana tsunami melanda. Meski begitu, Fujioka mengaku tidak memahami sepenuhnya tokoh itu.
Awal membaca skrip sampai saat ini, dia mengaku belum yakin makhluk apakah yang dijuluki Laut dalam film. Apakah dia manusia ajaib yang memiliki kekuatan supranatural atau jelmaan makhluk tertentu, Fujioka tidak bisa memastikan.
Karena itu, dia banyak berdiskusi dengan sutradara Koji Fukada untuk mendalami peran. Sang sineas pun memberikan masukan dan petunjuk tentang bagaimana Fujioka harus berakting sebagai Laut, mulai dari cara berdiri, cara tersenyum, hingga intonasi nada saat bicara.
Fujioka yang juga dikenal sebagai musisi itu sangat senang terlibat dalam film Laut karena bisa beradu akting dengan para pemeran Indonesia. Dia pun merasa dekat karena berasal dari Fukushima yang juga merupakan daerah pantai dan pernah terkena tsunami.
"Saya merasakan koneksi yang unik dengan film ini. Semoga film bisa dinikmati oleh banyak orang Indonesia dan Jepang, serta di seluruh dunia," kata Fujioka yang istrinya berkebangsaan Indonesia.
The Man from the Sea (Laut) menjadi penanda hubungan persahabatan Indonesia-Jepang yang pada 2018 tepat berusia 60 tahun. Film akan dirilis di Indonesia pada awal 2019. Sebelum ini, film sudah tayang di Jepang mulai Mei 2018 serta di berbagai festival.