Selasa 18 Dec 2018 05:01 WIB

Menakar Manfaat Diet Jus

Jus belum tentu aman dikonsumsi oleh semua orang.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: pixabay
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet jus adalah salah satu cara populer yang dipilih untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Selain menurunkan berat badan, diet jus juga diklaim bisa mendetoksifikasi hati dan meningkatkan kesehatan usus.

Namun, benarkah diet jus benar-benar efektif untuk itu? Pelatih dan ahli nutrisi David Wiener mengatakan diet jus berarti mengonsumsi berbagai campuran buah dan sayur dalam bentuk cairan.

Menurut Wiener, manfaat diet jus itu tergantung dari pola konsumsi setiap hari. Wiener menjelaskan, diet jus terdiri dari beberapa versi. Versi pertama, jus menggantikan semua jenis makanan. Versi lainnya hanya menggantikan satu atau dua makanan sehari.

"Semua versi ini berlangsung dengan periode waktu yang beragam, ada yang dua sampai tiga pekan atau ada yg lebih singkat, yaitu tiga, lima sampai 10 hari," kata Wiener dikutip Net Doctor.

Meski diet jus hanya mengonsumsi buah dan sayur, kalori yang dihasilkan cukup tinggi bahkan bisa juga mencapai ambang batas yang dianjurkan. Jika kalorinya berlebih, diet jus bukan lagi jadi konsumsi yang menyehatkan. Selain itu, buah dan sayur berupa jus tidak lagi mengandung serat.

Menurut Wiener, jus belum tentu aman dikonsumsi oleh semua orang. Sebabnya, memangkas konsumsi sejumlah makanan penting dan hanya menggantinya dengan cairan buah atau sayur bisa berdampak pada kesehatan.

"Ini adalah pilihan yang kontroversial, diet jus ini hanya aman diterapkan dalam periode yang singkat," kata Wiener.

Jus akan membantu tubuh mendapatkan mineral dan vitamin, namun ada banyak kandungan yang tidak bisa didapatkan dari diet jus ini. Salah satunya protein yang membantu tubuh membangun sel imun.

Selain itu, tidak ada pula serat yang membantu tubuh membersihkan kotoran dari usus. Alih-alih menurunkan berat badan dengan cepat, jus justru bisa membuat orang terus-terusan lapar dan mengganggu suasana hati hingga berujung pada sakit kepala dan gangguan usus.

Jus juga mengandung tinggi gula yang dapat menyebabkan kerusakan dalam aliran darah. "Konsumsi gula alami yang tinggi tidak baik untuk orang dengan diabetes, gangguan hati atau ginjal, epilepsi, dan tekanan darah rendah," kata Wiener.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement