REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- NH Dini telah berpulang setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di ruas tol menjelang gerbang Tembalang, pada Selasa (4/12). Sastrawan yang juga novelis senior tersebut meninggal dalam usia 82 tahun, setelah upaya pertolongan medis dilakukan di RS St Elisabeth Semarang.
Sahabat dan para penggemar mengenang NH Dini sebagai sosok perempuan yang tangguh menjelang akhir hayatnya. Ia memilih hidup jauh dari keluarga (putra- putrinya) dan justru menghabiskan sisa hidupnya, di Panti Lansia Harapan Asri, bersama dengan kaum wreda.
Anna, salah seorang sahabatnya menyebut salah satu keunikan dari sosok NH Dini yang lahir di kampung Sekayu, Semarang pada 29 Februari 1936 tersebut. "Beliau ini berulang tahun empat tahun sekali, karena lahir pada tahun kabisat," ungkapnya, saat menyampaikan riwayat tentang NH Dini, di Aula Santa Ana Wisma Lansia Harapan Asri, Rabu (5/11).
Satu hal lagi, jika koleganya tersebut menjadi pembicara atau pergi ke luar kota, juga selalu membawakan buah tangan kepada beberapa penghuni wisma.
Sementara Ketua Dewan Kesenian Semarang, Handry TM mengenang mendiang sebagai sosok yang banyak memberi warna bagi dunia sastra Tanah Air.
Baginya NH Dini juga merupakan sosok panutan sekaligus inspirator bagi sastrawan muda dalam berkarya. "Perjalanan panjang beliau hingga karyanya yang terkenal sangat inspiratif," katanya.