REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang percaya sushi adalah pilihan makanan bergizi. Mereka makan menu asli Jepang ini di berbagai tempat, mulai dari restoran mewah sampai toko makanan siap saji di pinggir jalan. Apakah benar sushi itu sehat?
Ahli gizi dan profesor nutrisi di Mayo Clinic, Katherine Zeratsky menyebut sushi tradisional adalah menu sehat karena diisi ikan segar, dibungkus dengan lembaran rumpurt laut tipis, dan disajikan dalam gulungan kecil nan rapi. Namun, ahli memperingatkan salah satu masalah terbesar dari sushi adalah kemampuan konsumen mengontrol porsi makan mereka.
"Sushi bisa mengandung banyak kalori. Satu gulungan sushi yang dipotong menjadi enam hingga sembilan bagian bisa berisi 500 kalori," kata ahli diet Academy of Nutrition and Dietetics, Isabel Maples, dilansir dari Health, Rabu (5/12).
Kalori semakin menumpuk lagi jika konsumsi menyantap makanan dan minuman pembuka sebelum melahap sushi, misalnya sake. Sebagian besar kalori dalam sushi berasal dari nasinya. Nasi sushi yang terkesan lengket dibuat dengan menambahkan cuka dan gula. Gula membuat kandungan kalori pada nasi menjadi semakin tinggi. Kelezatan sushi membuat Anda sangat mudah melahapnya satu demi satu ke mulut.
Sushi bisa menjadi bagian dari diet sehat selama Anda bisa mengontrol porsinya. Caranya bagaimana?
Pertama, pilih isi gulungan yang tepat, misalnya sushi berisi ikan yang dikemas dengan sayuran kukus segar kaya serat, dan alpukat yang merupakan lemak sehat untuk jantung. Hindari sushi yang dilengkapi mayones atau sayuran yang digoreng, termasuk tempura.
Kedua, kurangi saus dan kecap. Penambahan saus dan kecap saat makan sushi meningkatkan kadar natrium dan lemak. Mayo pedas misalnya adalah sumber lemak sangat terkonsentrasi. Untuk menikmati rasa sushi, cukup celupkan sedikit saja saus di ujung sushi, ketimbang mencelupkan seluruh bagiannya. Satu sendok kecap saja bisa mengandung 575 miligram natrium atau sekitar 25 persen dari batas harian yang disarankan.
Ketiga, gunakan ikan mentah berkualitas. Pecinta sushi harus hati-hati makan ikan mentah. Ada risiko bawaan, seperti bakteri dan parasit, sehingga konsumen harus memastikan ikan yang mereka makan berasal dari restoran dengan reputasi baik dan diolah dengan baik. Bau amis yang kuat adalah sinyal bahwa sushi sudah tidak bagus lagi.
Ketahui juga berapa lama sushi telah diolah saat Anda membelinya. Ikan mentah tak boleh ditinggalkan lebih dari dua jam. Ini yang membuat beberapa konsumen yang sakit ditemukan cacing pita sepanjang lima kaki di ususnya karena mengonsumsi sushi dengan ikan mentah setiap hari.