REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurunkan berat badan menjadi impian bagi banyak orang. Sarapan disebut sebagai sesi makan paling penting dalam sehari. Ketika kita ingin menurunkan berat badan, bagaimana sebaiknya memilih sarapan yang tidak membuat tubuh melar?
Sebuah studi di Amerika Serikat (AS) berjudul Meal Frequency and Timing Are Associated with Changes in Body Mass Index menjawab rasa penasaran itu. Dikutip dari Express, studi yang dilakukan pada 2017 itu menganalisis 5.660 orang dewasa di Amerika Utara. Mereka semua adalah responden yang memiliki tubuh sehat.
Penelitian menganalisis jumlah makanan yang dimakan per hari, lama durasi tidak makan saat malam, kapan waktu makan paling banyak, dan konsumsi sarapan. Dari riset tersebut, didapati beberapa cara mengantisipasi kenaikan berat badan dalam jangka waktu lama.
Menyantap sarapan dalam jumlah banyak terbukti sebagai cara yang efektif. Namun perlu diingat sarapan yang masuk ke perut adalah sarapan yang terdiri atas makanan sehat. Mengurangi frekuensi makan dan menyingkirkan camilan juga disebut sebagai cara efektif menurunkan berat badan.
Para ilmuwan juga menyarankan jeda antara sarapan dan makan siang sebaiknya berlangsung selama lima-enam jam. Setelah itu, kita dianjurkan tidak makan selama 18-19 jam hingga pagi menjelang. Menurut mereka, sarapan teratur dapat membantu meningkatkan rasa kenyang, mengurangi asupan kalori harian, dan meningkatkan kualitas diet. Selain itu sarapan juga bermanfaat memangkas lemak darah dan memperbaiki sensitivitas insulin.
Dalam rencana diet, ada baiknya kita memasukkan cuka sari apel untuk menjaga tubuh tetap langsing. Dalam sebuah studi disebutkan minum banyak membantu kita kenyang lebih lama. Dengan demikian keinginan untuk mengudap akan berkurang.