Jumat 30 Nov 2018 11:49 WIB

Keganjilan Seram Jenazah Hannah Grace

Sinema supranatural ini cukup memuaskan dahaga penyuka horor.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
 The Possession of Hannah Grace
Foto: Columbia Pictures
The Possession of Hannah Grace

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu insiden traumatis membuat Megan Reed (Shay Mitchell) melepaskan profesinya sebagai polisi. Dalam situasi mendesak, dia mendapatkan pekerjaan baru di kamar jenazah sebuah rumah sakit.

Tugasnya adalah menerima jenazah, melakukan pemeriksaan, mendata, dan menyimpannya di ruangan khusus. Semua berjalan lancar, sampai dia harus mengurus satu kiriman jenazah yang ditemukan di sebuah gang.

Sederet kejadian aneh mulai menghantui Megan saat dia menangani jenazah gadis bernama Hannah Grace. Ada entitas jahat yang berdiam dalam jenazah itu, mengancam nyawa Megan dan orang-orang di sekelilingnya.

Film The Possession of Hannah Grace sudah bisa disimak di bioskop seluruh Indonesia mulai 30 November 2018. Sinema supranatural besutan Columbia Pictures ini cukup memuaskan dahaga penyuka horor.

Sutradara Diederik Van Rooijen tidak banyak menghadirkan musik dan bunyi mengagetkan yang berlebihan. Keseraman yang lebih ditonjolkan adalah lewat visual, membuat penonton tak tahan untuk tidak berteriak.

Film berdurasi 85 menit ini dimulai dengan sebuah ritual pengusiran arwah jahat. Adegan penuh keseraman di awal film menjadi penjembatan dan penjelas latar belakang menuju kisah sang tokoh utama.

Aktris Shay Mitchell memerankan Megan yang muram dan berusaha keras melawan traumanya. Dia mengikuti klub pendampingan, menyibukkan diri dengan pekerjaan dan aktif berolahraga agar tak menyentuh obat penenang.

Selain Megan, sederet tokoh turut memberikan nuansa komedi, konten serius, bahkan sedikit romansa. Para pemeran itu antara lain Stana Katic, Grey Damon, dan Nick Thune, serta Kirby Johnson sebagai Hannah Grace.

Akting mereka cukup baik, didukung kondisi sederet jenazah yang tampak nyata dalam film. Bahkan, mayat Hannah yang sudah dirasuki dan bisa bergerak memburu mangsa-mangsanya terihat amat meyakinkan.

Sayangnya, eksplorasi tentang latar kisah Hannah Grace kurang tergambarkan sehingga akar masalah dari seluruh kejanggalan tak terjelaskan. Begitu pula inkonsistensi keberadaan para korban yang dibunuh si entitas jahat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement