Jumat 16 Nov 2018 06:46 WIB

Dokter Ingatkan Risiko Beli Obat Berulang tanpa Resep

Penggunaan antibiotik secara tidak rasional bisa membuat bakteri resisten.

Dokter Anish Dwarka Singh meresepkan banyak obat keras secara tidak sepantasnya kepada ratusan pasien di Perth.
Foto: ABC
Dokter Anish Dwarka Singh meresepkan banyak obat keras secara tidak sepantasnya kepada ratusan pasien di Perth.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) mengingatkan masyarakat tidak membeli obat berulang secara mandiri tanpa resep dari dokter. Dokter Erni Juwita Nelwan yang merupakan konsultan penyakit tropik infeksi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengemukakan hal itu karena tak sedikit masyarakat membeli obat yang sama yang pernah diresepkan dokter ke apotek secara mandiri tanpa berkonsultasi lagi ke dokter.

"Mengulang resep dari dokter karena keluhan penyakit yang sama itu tidak boleh, bisa jadi pada obat tersebut ada antibiotiknya. Mengulang resep antibiotika tidak boleh," kata Erni, Kamis (15/11).

Erni mengingatkan kepada masyarakat agar tidak sembarang mengonsumsi antibiotik atau bahkan meminta dokter meresepkannya. Penggunaan antibiotik secara tidak rasional bisa membuat bakteri resisten terhadap antibiotik sehingga penyakit lebih sulit disembuhkan.

"Harus edukasi masyarakat, antibiotika bukan obat batuk, bukan obat lemas, bukan obat sakit kepala. Antibiotika diberikan kalau kita ada infeksi bakteri. Kalau diberikan obat antibiotik oleh dokter harus diminum sampai habis, jangan ketika merasa sudah baikan lalu berhenti minumnya," kata Erni.

Erni menerangkan, obat antibiotik hanya diberikan apabila pasien mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan diare yang disebabkan oleh parasit tidak memerlukan antibiotik karena bukan infeksi bakteri penyebabnya. Erni menjelaskan antibiotik merupakan obat keras yang tidak boleh dijual bebas dan mestinya hanya bisa dibeli berdasarkan resep dari dokter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement