Jumat 09 Nov 2018 19:41 WIB

Benarkah Berlari Membuat Wajah Lebih Tua?

Pelari yang berlari di luar ruangan mungkin menghadapi semacam stres oksidatif.

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Berlari.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Berlari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berlari merupakan salah satu bentuk latihan yang memiliki banyak manfaat. Berlari dapat membantu menghilangkan stres dan membuat tidur lebih baik, menjaga otak tetap tajam hingga membuat tubuh lebih kuat secara fisik.

Tetapi sejumlah laporan berita, artikel dan studi mempertanyakan berlari dapat membuat Anda terlihat lebih tua? Rupanya pertanyaan itu terkait dengan wajah pelari yang biasanya menjadi cukup tirus.

Dilansir di Huffpost, Jumat (9/11), berlari dapat membuat penampilan wajah menjadi tirus atau tipis. Hal itu diungkapkan Melissa Kanchanapoomi Levin, seorang dokter kulit bersertifikat dan pendiri Entière Dermatology di New York City. Fakta itu sering dikaitkan dengan penuaan. Bahkan ahli bedah plastik telah lama memakai wajah pelari sebagai bagian promosi agar dapat "diperbaiki" atau "diobati" dengan prosedur kosmetik seperti botox dan pengisi.

Gagasan berlari dapat membuat wajah seseorang tampak lebih tua sedikit membingungkan. Seluruh gagasan tentang wajah pelari tampaknya merupakan hasil dari beberapa penelitian Rachel Nazarian dari Kelompok Dermatologi Schweiger di New York City yang diterbitkan dalam jurnal. Penelitian tersebut mengatakan olahraga yang sangat intens dapat menyebabkan efek merugikan pada kulit karena peningkatan produksi radikal bebas atau stres oksidatif.

Sebagaimana dicatat oleh Nazarian, tubuh menghasilkan radikal bebas saat berada di bawah tekanan. Untuk melawan efek radikal bebas tersebut, tubuh menggunakan antioksidan, baik yang diproduksi di dalam tubuh atau dikonsumsi sebagai bagian dari diet Anda. Stres oksidatif didefinisikan sebagai gangguan dalam keseimbangan antara produksi atau radikal bebas dan pertahanan antioksidan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Metabolism: Clinical and Experimental, ketika jenis kerusakan radikal bebas atau stres oksidatif terjadi pada kulit, itu menyebabkan tanda-tanda pengeriputan kulit. Banyak orang, kata Nazarian, akan mampu memerangi potensi kerusakan dari radikal bebas berlebih dengan diet seimbang yang kaya akan antioksidan, termasuk banyak sayuran hijau dan buah-buahan.

Antioksidan topikal, seperti serum vitamin C, juga bermanfaat bagi kulit dalam hubungannya dengan diet yang baik. Polusi matahari dan udara juga merupakan sesuatu yang harus diperhatikan.

Stres oksidatif dapat dihasilkan dari latihan berintensitas tinggi, namun juga dapat berasal dari polusi di udara. Jadi, dalam hal ini, pelari yang berlari di luar ruangan mungkin menghadapi semacam stres oksidatif.

Bahkan, Kanchanapoomi Levin mengatakan kepada Huffpost ahli dermatologi mengaitkan tanda-tanda penuaan di kulit pelari akibat sinar matahari atau kehilangan volume di wajah karena berat badan yang menurun. “Terlalu banyak paparan radiasi dapat menyebabkan pigmentasi yang tidak merata, kulit yang menebal, kerutan, kehilangan volume, pra-kanker kulit dan kanker kulit, jadi penting untuk melindungi kulit Anda dengan perlindungan matahari yang baik dan olahraga dalam jumlah sedang,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement