REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit stroke dan jantung penderitanya semakin tidak terikat oleh usia. Studi baru bahkan menyatakan, orang yang memiliki tekanan darah tinggi sebelum usia 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan stroke pada usia paruh baya.
Penelitian tersebut melibatkan 4.800 orang dewasa muda di Amerika Serikat. Hasil dari penelitian itu menemukan tekanan darah tinggi sebelum usia 40 tahun terkait dengan risiko 3,5 kali lebih besar dari penyakit jantung dan stroke selama sekitar 19 tahun masa tindak lanjut.
Kemudian, temuan itu dikuatkan dengan studi lain yang menguji data pada hampir 2,5 juta orang dewasa muda di Korea Selatan selama satu dekade. Studi ini menemukan tekanan darah tinggi sebelum usia 40 dikaitkan dengan risiko lebih besar dari penyakit jantung dan stroke.
Wanita yang terlibat dalam penelitian ini memiliki risiko 76 persen lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular. Sedangkan untuk pria risikonya 85 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan teman sebaya dengan tekanan darah normal.
"Peningkatan tekanan darah pada masa dewasa awal dapat mengakibatkan serangan jantung oleh beberapa mekanisme, dan tingkat tekanan darah ini dapat berkembang ke tingkat yang lebih tinggi dari waktu ke waktu," kata peneliti dari Boston University School of Medicine dan School of Public Health Ramachandran Vasan, dikutip dari NBCNews, Jumat (9/11).
Tekanan darah tinggi sering dikaitkan dengan faktor risiko lain, seperti kelebihan berat badan, kolesterol tinggi, gula darah tinggi dan merokok. Gaya hidup ini dapat meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Ini dapat merusak organ target, termasuk jantung dan arteri, dan meningkatkan penebalan dinding arteri dan penumpukan deposit kolesterol dan plak di arteri.
Studi-studi itu telah diterbitkan dalam Journal of American Medical Association. Para peneliti menilai tekanan darah tinggi menggunakan tingkat target baru yang lebih agresif yang direkomendasikan oleh American Heart Association dan American College of Cardiology pada 2017.
Rekomendasi baru ini didasarkan pada munculnya bukti yang menunjukkan tekanan darah yang sedikit lebih tinggi di awal kehidupan mungkin menjadi pendahulu penyakit kardiovaskular seiring bertambahnya usia. Pasien diklasifikasikan sebagai pemilik hipertensi ketika jumlah atau tekanan sistolik rata-rata setidaknya 130 milimeter merkuri. Mereka juga dianggap memiliki hipertensi jika angka bawah atau tekanan diastolik rata-rata setidaknya 80 milimeter air raksa.
Sebelum rekomendasi baru pada tahun 2017, orang-orang tidak didiagnosis dengan tekanan darah tinggi hingga mereka memiliki ukuran 140/90 atau lebih tinggi. Tidak semua dokter telah mengobati pasien menggunakan target tekanan darah yang baru dan lebih agresif.
Sebagian dokter khawatir penggunaan jangka panjang obat untuk menurunkan tekanan darah mungkin memiliki efek samping, seperti diare atau sembelit, pusing, kelelahan, sakit kepala, mual atau muntah atau gangguan mood. Sementara orang dewasa muda dengan tekanan darah tinggi harus mempertimbangkan potensi efek samping obat, mereka mungkin dapat mengelola tekanan darah dengan perubahan gaya hidup.
Perubahan gaya hidup bermanfaat tidak hanya untuk mengurangi tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular. Namun, dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. "Kami telah menunjukkan hipertensi bahkan pada usia muda dapat dikaitkan dengan risiko tinggi untuk serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, orang dewasa muda dengan hipertensi harus memiliki tekanan darah mereka dimonitor secara teratur dan mengelola tingkat tekanan darah mereka dengan perubahan gaya hidup atau obat-obatan," kata penulis senior penelitian Korea Seoul National University Hospital Dr. Sang-min Park.