Senin 05 Nov 2018 08:43 WIB

Melepas Stres dengan TRE

TRE adalah melepaskan ketegangan pada badan atau otot dengan suatu proses getaran.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
David Berceli saat memperagakan TRE di Jakarta, Jumat (2/11).
Foto: Republika/Noer Qomariah Kusumawardhani
David Berceli saat memperagakan TRE di Jakarta, Jumat (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh dan pikiran manusia saling berhubungan satu sama lain. Tanpa disadari apa yang dipikirkan seseorang terefleksi pada tubuhnya.

Misalnya,seseorang yang gugup, tangan atau kakinya pasti akan bergetar. Pada saat ketakutan atau rasa gugup pergi, maka badan akan terasa lega dan getaran itu menghilang.

Baca Juga

Hal inilah yang membuat penemu teknik Tension and Trauma Releasing Exercises (TRE) David Berceli mengobservasi bagaimana mekanisme ini terjadi. “Jadi saya mulai mengeksplorasi apa manfaat dari getaran tubuh tersebut,” ujar Berceli dalam acara media workshop TRE Indonesia di Jakarta, Jumat (2/11).

Berceli mengungkapkan proses TRE terdiri dari enam gerakan peregangan tubuh yang membuat ketegangan pada tubuh atau otot menjadi lepas dengan suatu proses getaran. Getaran ini terjadi secara otomatis dan alami, serta dikendalikan sendiri oleh tubuh. Kejadian ini disebut juga neurogenic muscle tremors.

Pria asal Amerika Serikat ini mencontohkan satu gerakan TRE. Awalnya, ia menginstruksikan peserta berbaring dengan posisi telapak kaki saling menempel satu sama lain.

Kemudian Berceli menginstruksikan peserta tersebut untuk mengangkat sedikit lututnya ke arah atas. Terlihat sudah ada getaran sedikit di bagian kaki peserta.

Selanjutnya, masih dalam keadaan berbaring, peserta menekuk kakinya. Posisi telapak kaki menempel di lantai dan jari-jari kaki menghadap ke depan. Berceli lalu mengaplikasikan gerakan TRE di leher di peserta.

Getaran yang ada di kaki mulai masuk ke bagian pelvis hingga perut peserta. Getaran-getaran alami ini bisa melepaskan ketegangan, stres, dan trauma yang dimiliki oleh seseorang. Dengan TRE, ujar Berceli, seseorang bisa melewati penyembuhan trauma lebih cepat daripada dengan metode lain.

TRE dapat dilakukan di manapun, kapan pun, dan dalam kondisi apa pun selama merasa nyaman. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh anak usia lima tahun hingga orang dewasa berusia 81 tahun. Setiap orang yang melakukan TRE juga memiliki getaran dan perasaan yang berbeda.

“Terkadang saat getaran terjadi, ada emosi yang keluar. Ada yang merasa ingin menangis, ada yang tidak. Jika merasa tidak nyaman, silakan setop dulu,” katanya.

Menangis saat TRE itu bisa menjadi tanda masih ada masalah yang belum terselesaikan sehingga tubuh mengirimkan sinyal rasa sakit dan emosi. Itulah sebabnya Berceli menyarankan berhenti sejenak jika merasa tidak nyaman.

Getaran yang kencang bisa jadi seseorang tersebut pernah mengalami trauma di masa lalu. Sedangkan getaran kecil menandakan tubuh mengalami stres umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement